Tiga belas cerita dalam
buku ini merupakan cerita hidup yang nyata dan dekat dengan manusia di
belahan dunia mana pun yang tidak merdeka. Bahkan beberapa orang atau
pihak mungkin mencoba menepisnya. Kisah hitam pendudukan bangsa sendiri
pada "Palang Bambu Daun Sirih" misalnya, bisa jadi bukan cerita yang
menarik untuk dikenang penguasa negeri ini. "Perempuan Kopi" menguak
kesewenangan aparatus negara dan lembaga agama terhadap petani demi
pembelaan kepada kuasa pemodal. Pendudukan di satu sisi dan perjuangan
di sisi lainnya, yang mewarnai hampir seluruh cerita di buku ini, apa
boleh buat, menampakkan negara berhadapan dengan warga dan lelaki
berhadapan dengan perempuan, bukan bergandengan.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.