Tersebutlah kisah tentang Pepita, seorang gadis Meksiko yang miskin, yang tidak mempunyai hadiah apa-apa untuk dipersembahkan kepada Bayi Yesus pada Misa Malam Natal. Sementara Pepita dan Pedro, sepupunya, berjalan perlahan menuju kapel, hati Pepita merasa amat sedih.
“Aku yakin, Pepita, bahkan hadiah yang paling sederhana sekali pun, jika diberikan dengan cinta, akan berharga di mata-Nya,” hibur Pedro.
Karena tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya, Pepita berlutut di tepi jalan dan mengumpulkan segenggam penuh rumput liar. Ditatanya rumput-rumput liar itu menjadi sebuah karangan rumput yang kecil. Ketika dipandanginya karangan rumput liar yang kasar itu hati Pepita bertambah sedih, juga malu akan hadiahnya yang tidak berarti itu. Pepita berusaha keras untuk menahan air matanya yang hampir menetes, sementara ia memasuki kapel desa yang kecil.
Sedang Pepita melangkah menuju altar, di telinganya terngiang-ngiang kata-kata Pedro yang lembut: “Bahkan hadiah yang paling sederhana sekali pun, jika diberikan dengan cinta, akan berharga di mata-Nya.” Pepita merasakan cintanya yang berkobar-kobar kepada Bayi Yesus sementara ia berlutut untuk mempersembahkan karangan rumputnya di gua Natal. Tiba-tiba, dari karangan rumput Pepita bermekaranlah bunga-bunga indah berwarna merah menyala. Semua yang melihatnya yakin bahwa mereka telah menyaksikan suatu mukjizat Natal yang terjadi di depan mata mereka.
Sejak saat itu, bunga-bunga indah warna merah menyala itu disebut Flores de Noche Buena, atau Bunga-bunga Malam Kudus, karena mereka hanya mekar sekali setahun yaitu pada masa Natal.
Flores de Noche Buena pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Amerika pada tahun 1825 oleh Joel Roberts Poinsett, seorang duta besar Amerika di Meksiko. Oleh karena itu Flores de Noche Buena disebut juga bunga Poinsettia.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.