Kekerasan Seksual pada anak

Istilah pacaran sungguh sangat tidak asing di masa sekarang ini. Bahkan anak usia SD pun sudah nampak sangat fasih bicara soal pacaran. Mungkin ini akibat maraknya lagu menyebutkan kata cinta, pacar, sayang, dan lain sebagainya

Surat Untuk Nona Rambut Tabongkar 2

Teruntuk beta pung Nona rambut tabongkar tersayang... Apa kabar, sayang? Entah ini hari yang ke berapa katong su sonde saling bertegur sapa. Ya. Bukan waktu yang lama memang, tapi su cukup untuk membuat beta merindukan senyum dan sapaan hangat dari nona.

Kamu pasti tau kenapa ini tercipta....

SEPI bukan berarti HILANG... DIAM bukan berarti LUPA... JAUH bukan berarti PUTUS... SENDIRI bukan berarti MATI... Yang pasti saat MATI, tentu SENDIRI....

Pada Suatu Hari....

Pasti akan ada satu hari. Di mana kamarku mendadak senyap. Tanpa celotehan dan suara nada dering ponsel, serta tak ada lagi suara dari putaran kipas angin laptop.

Belajar dari Lentera Alam Learning Community for Women and Children

Kemarin perempuan muda, cantik dan bersahaja itu berkata pada saya, "tak harus mengeluarkan banyak uang untuk bisa membahagiakan dan menyenangkan anak-anak

Kamis, 27 September 2012

Air Terjun Ka’ut

Permata yang Terpendam

Menyebut Oenesu bagi orang Kupang berarti menawarkan bersantai di suasana segar. Sebagai salah satu dari sedikit air terjun yang ada di Kupang. Namun akan terasa asing jika menyebut air terjun Ka’ut. Tidak banyak orang yang tahu dan pernah mendengar nama tempat ini. Ya, kawasan air terjun yang terletak 50 kilometer arah timur dari kota Kupang ini, sangat indah dan sejuk namun minim fasilitas. Kupang, Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ternyata
tidak hanya kaya dengan hamparan bukit batu karang, tapi juga memiliki kawasan wisata yang menggiurkan. Setidaknya terdapat dua lokasi wisata yang selalu ramai dikunjungi wisatawan, yakni Air Terjun Oenesu dan Pantai Lasiana.  Selain itu, juga terdapat sebuah air terjun Ka’ut, sekitar 50 km arah Timur Kota Kupang, NTT.

Melaju ke luar kota Kupang melintasi dataran pulau Timor provinsi Nusa Tenggara Timur, panas terik matahari terasa sangat menyengat. Udara panas terlihat mengambang di atas permukaan jalan beraspal. Sepanjang perjalanan, tak banyak pepohonan kutemui dan hamparan batu karang terlihat mencuat keras dari tanah. Sepertinya tak banyak jenis pepohonan yang mampu hidup di atas tanah berbatu karang ini. Yang tinggal hanyalah semak-semak yang ranting dan daunnya berwarna putih kecokelatan, pepohonan yang meranggas tanpa daun dan rumput kering yang menjadi pemandangan dari pulau di ujung negeri ini…sepanjang sejarahnya dari dulu hingga kini…

Namun tak seluruh bagian pulau kering kerontang.  Ada kehijauan yang mulai terlihat ketika jalan terasa menanjak, pepohonan dengan kerimbunan daunnya saat memasuki wilayah Camplong yang populer dengan area wisata tempat pemandian (kolam) dan penangkaran rusa.

Setelah melewati kawasan hutan Camplong, perjalanan ke kawasan air terjun Ka’ut terasa semakin dekat. Memasuki kawasan Air Terjun yang terletak di Takari ini, belum ada jalan masuk yang memadai. Kalau anda menggunakan mobil, maka mobil harus diparkir di pinggir jalan raya. Kalaupun menggunakan sepeda motor, hanya bisa masuk ke dalam sejauh kurang lebih 20 meter. Dan untuk bisa ke lokasi air terjun Ka’ut, anda harus berjalan kaki sejauh kurang lebih 1 kilometer dengan menuruni sebuah lembah dan menaiki sebuah bukit, dengan kondisi jalan cukup terjal. Bagi senang berpetualang ini akan sangat menyenangkan, namun bagi yang datang untuk sekedar berwisata ini akan terasa sangat melelahkan.

Air Terjun Ka’ut, sebuah air terjun yang mendinginkan udara di sekitarnya dan menawarkan kesejukan serta suara jatuhnya air yang memercik menenangkan. Tapi jangan membayangkan air terjun ini sebagai sebuah air terjun yang tingginya puluhan meter dan besar, air terjun Ka’ut terlihat mungil. 

Karena belum banyak diketahui umum air terjun Ka’ut belum banyak dikunjungi orang. Hanya bagi orang-orang yang sudah tahu saja yang datang berwisata ke kawasan tersebut. Pengunjung yang datang ke lokasi wisata yang satu ini ada yang datang hanya untuk merayakan ulang tahun, beribadah, atau melangsungkan berbagai kegiatan sambil menikmati keindahan panorama air terjun Ka’ut.

Yang belum mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah adalah kondisi jalan dan penataan di lokasi wisata ini. Jalan yang masih berupa jalan tanah berbatu-batu serta tidak adanya tempat parkir kadang membuat tempat yang indah menjadi semakin terpendam.

Debit air terjun ini cukup stabil, pada musim kering sekalipun debit air masih lumayan dapat dinikmati. Debit pada musim hujan tentu akan lebih besar, mungkin bisa dua kali lipat di banding musim panas. Pada saat itu jika kita tepat di bawah air terjun suara deru air terjun seakan menenggelamkan suara kita sendiri.

Dengan kondisi jalan yang sulit, jika tidak hati-hati anda dapat terperosok. Jaga anak-anak anda sewaktu berjalan menuju tempat ini. Setelah itu anda harus menuruni anak tangga yang lagi-lagi curam, itupun kondisi anak tangganya tidak rata. Ini juga saya ingatkan kembali pada anda untuk berhati-hati.

Membawa bekal waktu turun sangat disarankan karena naik turun untuk mengambil makanan ke atas sangat melelahkan. Namun sesampai di bawah, pemandangan air terjun seakan membilas rasa penat anda. Jangan takut batuan di tempat ini tidak licin, karena airnya yang mengandung kapur cukup tinggi (ciri khas air di Kupang) maka batu jadi terasa kesat. Suasana yang rindang karena banyak pohon-pohon besar tumbuh di sekitar air terjun. Ini masih ditambah dengan suitan-suitan burung yang sering terdengar nyaring dari balik pepohonan. Anda bisa langsung memilih berendam di air.

Andapun bisa sekedar membentangkan tikar dan bermalas-malasan menikmati sejuknya hawa serta deru suara air terjun. Sayangnya sarana lain sangat minim di tempat ini. Tempat sampah yang harusnya tersedia menjadi barang langka kalau tidak saya sebut tidak ada sama sekali sehingga tak heran pengunjung membuang sampah semaunya. Toilet dan kamar ganti juga tidak tersedia.

Tempat makan atau tempat bersantai juga minim. Hanya ada 1 lopo namun itupun terletak di atas yang  akan menyulitkan orang yang tidak ingin repot-repot saat berwisata. Potensi ini seharusnya bisa mendorong pemerintah untuk memberikan perhatian lebih pengembangan wisata di lokasi ini. Penataan dan pemeliharaan tempat ini dengan melibatkan partisipasi masyarakat akan dapat memberikan andil dalam menyumbang PAD Pemerintah Kabupaten Kupang, tentu saja bila hal ini diseriusi. Semoga.