Kekerasan Seksual pada anak

Istilah pacaran sungguh sangat tidak asing di masa sekarang ini. Bahkan anak usia SD pun sudah nampak sangat fasih bicara soal pacaran. Mungkin ini akibat maraknya lagu menyebutkan kata cinta, pacar, sayang, dan lain sebagainya

Surat Untuk Nona Rambut Tabongkar 2

Teruntuk beta pung Nona rambut tabongkar tersayang... Apa kabar, sayang? Entah ini hari yang ke berapa katong su sonde saling bertegur sapa. Ya. Bukan waktu yang lama memang, tapi su cukup untuk membuat beta merindukan senyum dan sapaan hangat dari nona.

Kamu pasti tau kenapa ini tercipta....

SEPI bukan berarti HILANG... DIAM bukan berarti LUPA... JAUH bukan berarti PUTUS... SENDIRI bukan berarti MATI... Yang pasti saat MATI, tentu SENDIRI....

Pada Suatu Hari....

Pasti akan ada satu hari. Di mana kamarku mendadak senyap. Tanpa celotehan dan suara nada dering ponsel, serta tak ada lagi suara dari putaran kipas angin laptop.

Belajar dari Lentera Alam Learning Community for Women and Children

Kemarin perempuan muda, cantik dan bersahaja itu berkata pada saya, "tak harus mengeluarkan banyak uang untuk bisa membahagiakan dan menyenangkan anak-anak

Selasa, 31 Desember 2013

Lelaki Pemikul Terompet vs Lelaki pengusir Terompet

sumber : google

Deretan terompet berbaris, macam prajurit gagah siap berperang. Mendatangi kota, jalanan membeku kelabu, meredam senyum dusun. Terompet membawa harapan dalam tiap tiupan. Jika ada bocah meminta keriangan di hari-hari mendung akhir tahun.

Lelaki pemikul terompet di punggung, mungkin tak pernah menyangka, terompet membawa serta doa perempuan dan anak-anak di beranda rumahnya.  Peluh dan airmata menjelma kilau di tiap nyala warnanya. Aku bertanya kepada malam, sejauh apa gerimis bisa mengantar harapan pulang.

Lapar dan hujan menerpa, terompet berkerudung plastik, tak boleh terkena air, harus tetap tegak sampai detik terakhir yang akan dihitung waktu pergantian tahun. Aku ragu, jika doa tak sungguh teguh menyertai, mungkinkah terompet bisa bertahan,  mewujudkan mimpi baru di tahun berikut.

Kota butuh terompet, butuh lelaki dan perempuan yang mau menggunting dan merekat kertas bekas jadi kerucut kokoh berwarna cantik, mampu berbunyi nyaring, lebih dering dari bunyi  panggilan penting di semua saku, lebih genting dibanding suara petir yang mungkin menghadang pesta kemenangan di depan mata.

Aku menduga banyak kota seperti kita, tak tahu benar kalau butuh selama bisa didapat. Selama  terompet masih datang menumpang bahu dan punggung lelaki tak penting, kota dan kita tak akan pernah tahu terompet dan lelaki yang membawanya ke kota adalah penting. Itu sebabnya aku melihat segerombolan lelaki lain yang merasa dirinya penting di kotaku, mengusir lelaki pembawa terompet, menyingkirkan harapan yang digelar terompet di jalan-jalan kota.

Peraturan, kata para lelaki pengusir terompet kepada para lelaki yang memikul terompet di punggungnya. Pengusir terompet mengendarai truk bertubuh tembaga, kusam dan asam dipandang. Mungkin truk merasa iri dan dengki pada terompet yang seksi, berwarna cerah, dan berumbai-rumbai. Aku hanya bisa melambai, tidak dengan tanganku, ketika para lelaki pembawa terompet lari berhamburan dari jalan-jalan kota, sembunyi di gang-gang dan tikungan. Seperti perempuan dan anak-anak dusun, aku masih menaruh harapan pada terompet.

Seperti perempuan dan anak-anak dusun, aku percaya terompet tak akan menyerah. Serupa prajurit paling tangguh, terompet akan kembali ke jalanjalan kota membawa harapan, menawarkan keriangan seharga lima ribu rupiah bagi yang siapa saja yang berani bergembira, meniupkan keriangan di penghujung waktu.

ilustrasi sumber : google

Setelah pesta kemenangan usai, tahun berganti, lelaki pembawa terompet kembali pulang kepada dusun, kepada perempuan dan anak-anaknya. Tanpa terompet dipunggungnya tentu. Prajurit yang baik hanya akan pulang dengan kenangan, dan kemenangan yang siap ditukar dengan segala impian.

“Apa kau tahu, di pesta kemenangan, para lelaki pengusir terompet akan mencari lelaki pembawa terompet, bahkan rela menukar lima ribu rupiahnya dengan sebuah terompet untuk menyenangkan perempuan dan anak-anaknya ?” tiang listrik tiba-tiba berbisik padaku, mengedipkan sinarnya sejenak, benar sejenak saja, segera tegak kembali menerangi jalanjalan kota*

Rabu, 25 Desember 2013

Panggil Dia Maria Magdalena Rubinem

Catatan Kaki Jodhi Yudono
 
Maria Magdalena Rubinem saat berusia 25 tahun/dok pribadi

Ini kali saya hendak bercerita tentang seorang seniman tua. Dia seorang perempuan yang hanya pernah saya dengar namanya, namun tak pernah sekali pun berjumpa dengannya. Sekilas saya memang sempat mendengar suaranya saat saya masih kanak-kanak. Kini, saya hendak menjumpainya secara langsung. Siapa tahu, saya masih bisa menikmati sisa-sisa keindahhan suaranya.
Nama lengkapnya Maria Magdalena Rubinem, karena dia terlahir sebagai seorang Katolik. Tapi sehari-hari dia cukup dipanggil Rubinem saja.
Rubinem, ya mbah Rubinem, sebab dia memang perempuan Jawa yang kini sudah 88 usianya. Rubinem, menurut KTPnya lahir di Yogyakarta pada tahun 1927. Namun menurut pengakuan perempuan sepuh itu, sebetulnya dia lahir pada tahun 1925.
Saya menemuinya pada malam hari, ketika warung yang sekaligus dijadikan sebagai tempat tinggalnya telah tutup. Mbah Rubinem hanya menyisakan pintu warungnya terbuka setengah untuk menunjukkan penghuninya belum berangkat tidur.
Malam itu saya memang bermaksud menemuinya, sekedar ingin "sowan" sebagai rasa hormat saya kepada beliau yang telah berjasa di dunia seni Indonesia. Setidaknya, dia pernah menghibur banyak orang melalui keindahan suaranya.
Rubinem. Ya, dialah pesinden yang cukup kondang di Yogyakarta dan sekitarnya antara tahun 1948 hingga awal 80an. Maklumlah, sebab antara tahun 1948 sampai tahun 1972 Rubinem menjadi pesinden Radio Republik Indonesia (RRI) Yogyakarta.
Ketika saya datang, Mbah Rubinem langsung menyalami saya dengan hangat. Lalu katanya, saya tak boleh melakukan apapun selain makan malam terlebih dahulu untuk mencicipi gudegnya. "Sampun kulo siapke, monggo dahar rumiyin," kata Rubinem dalam bahasa Jawa halus yang artinya, 'sudah saya siapkan, silakan makan dahulu.'
Saya pun dengan hikmat menikmati gudeg olahan Mbah Rubinem yang garing dan hitam kecoklatan. Di piring yang saya pegang, Rubinem menambahkan krecek, areh, daging ayam, dan semur telur ayam. Hmmm... rasanya nikmat, perpaduan antara manis dan pedas menimbulkan sensasi yang ramai di mulut.
"Kados pundi rasanipun?" Mbah Rubinem bertanya, bagaimana rasa gudegnya.
Saya pun mengacungkan ibu jari sebagai pertanda masakan Rubinem lezat.
Sehabis makan malam, saya pun mulai bertanya berbagai hal, terutama perjalanan dan pengalaman hidup Mbah Rubinem.
***
Rubinem belajar nyinden dari para seniman di Keraton Yogyakarta, di antaranya eyangnya seniman Djadug, diakui rubinem sebagai gurunya. Setelah itu, ia terjun langsung manggung sejak 1942. Meski tak sekolah, ia bisa membaca dan menulis. Akhirnya, ia bekerja di RRI Yogyakarta pada 1948, seusai agresi kedua Belanda. “Saya menjadi pemain apa pun pada acara yang berbau budaya Jawa, entah dagelan, ketoprak, uyon-uyon, dan wayang,” tutur Rubinem.
Sejak menjadi pesinden tetap di RRI Yogyakarta itulah, nama dan suara Rubinem mulai dikenal luas. Lantunan suaranya kian mantap. Akhirnya, sebulan sekali, ia dipercaya pentas di RRI Jakarta. Rubinem pun manggung berkali-kali di Istana Negara, sejak 1951, di hadapan Presiden Soekarno.
Karena kepopulerannya itulah, Rubinem pun melanglang ke berbagai kota di Pulau Jawa, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, hingga Banyuwangi. Bagi Rubinem, tahun 1960-an merupakan zaman keemasannya. Sebulan ia bisa mendapatkan tanggapan sampai 40 kali.
“Kulo nate angsal honor Rp 500 ribu. Meniko honor ingkang inggil wekdal samanten," tutur Rubinem yang artinya, dirinya pernah mendapat honor Rp 500 ribu, dan itu merupakan honor yang sangat tinggi untuk sinden pada saat itu.
Dari hasil manggung, ia memiliki dua rumah, beberapa petak tanah, mobil, emas-berlian, dan seperangkat gamelan. Tak ada waktu untuk diam. Malam manggung, siang hari ia masih mempunyai kesibukan untuk menjadi pedagang emas-berlian di Pasar Beringharjo, Yogyakarta.
Setelah mengalami banyak kesulitan dalam perkawinan, akhirnya ia menikah dengan Agustinus Subardi, duda berputera satu. Rupanya bahtera rumah tangga Rubinem menjumpai banyak gelombang. Berbagai persoalan melanda kehidupan pribadinya. Akhirnya, ia memilih menjanda. Karena tidak punya keturunan, Rubinem mengangkat tiga anak yang semua dididiknya sampai mandiri dalam berumah tangga.
Jika kini Rubinem membuka warung nasi gudeg di kompleks Terminal Jombor, Sleman, awalnya hanyalah sekadar untuk pengisi kesibukan. Hartanya sebagai mantan sinden kondang masih cukup untuk menghidupi diri, yakni berupa dua rumah dan sepetak tanah yang dikontrakkan, serta satu mobil untuk disewakan.
Sayangnya, perjalanan dan perjuangan hidup Rubinem harus mulai dari awal lagi. Pada 2008, meski atas persetujuannya, anak menantunya menjual seluruh harta-bendanya dan laku Rp 270 juta, untuk investasi di sebuah perusahaan. Ternyata, investasi itu tipu-muslihat belaka.
“Saya bisa stres jika memikirkan itu kembali. Justru dari peristiwa itu, saya semakin mendekatkan diri pada Tuhan, untuk merenungkan perjalanan hidup saya. Akhirnya, saya mendapatkan kepasrahan. Harta saya habis, karena itu bukan rezeki saya. Saya menumpuk harta, selain hasil manggung, juga menjadi rentenir saat menjadi pedagang emas dulu,” akunya.
Baginya, tahun 2008 merupakan tahun petaka sekaligus penghiburan. Tahun itu hartanya habis, namun imbalannya, ia mendapatkan penghargaan dari Persatuan Dalang  Indonesia (Pepadi) Pusat Jakarta. Ia menerima penghargaan Anindya Karya Waranggana. Pepadi bekerjasama
dengan Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian Jakarta memberikan penghargaan kepada Rubinem atas pengabdian dan kesetiaannya melestarikan kesenian tradisi.
Di kios berukuran 21 m2, Rubinem menjalani kehidupannya dalam keikhlasan. Di tempat itu, dia hidup bersama salah seorang anaknya dan seorang cucunya.
“Cucu saya itu sudah besar, dan syukurlah, suka bantu-bantu di warung di sela-sela kesibukan kuliahnya.
Sebisa mungkin, saya akan membiayai kuliahnya,” tekad Rubinem.
Hari-harinya kini banya diisi dengan memasak gudeg untuk para pelanggannya yang sudah ketagihan masakan gudegnya yang kering dan gurih. Bicara soal pelanggan, Rubinem punya pengalaman buruk dengan salah satu pelanggannya.
Ini bermula seusai dirinya mendapat penghargaan seni dari Persatuan Dalang Indonesia (Pepadi) Pusat Jakarta
pada tahun 2008. Ia beroleh hadiah berupa uang senilai Rp 10 juta. Namun setelah dikurangi pajak dan lain-lain, ia membawa pulang uang Rp 8 juta. Sebagian uang yang diperoleh dari penghargaan tersebut dibelikan sepasang giwang berlian. Rubinem dengan senang mengenakan giwang tersebut di warung. Namun diam-diam, seorang perempuan yang juga pelanggannya tertarik untuk memiliki giwang yang dikenakan Rubinem.
Pada suatu hari, saat warung sepi, perempuan jahat itu pun masuk ke warung Rubinem. Begitu dilihatnya sang pesinden sedang sendiri, ditubruknya perempuan itu seraya memaksanya untuk menyerahkan giwang yang pernah dilihatnya. Rubinem yang segera menyadari dirinya hendak dirampok, segera berteriak minta tolong. Perempuan perampok yang sudah berhasil menelikung dan memukuli Rubinem itu pun segera lari.
Rubinem ya Maria Magdalena Rubinem. Kontras benar kehidupannya antara dahulu dan kini. dulu nama Rubinem terkenal tak terkira di sekitar Yogyakarta. Dia bukan saja sinden yang memiliki suara dan cengkok yang menarik, tapi juga memiliki tubuh dan wajah yang aduhai. itulah sebabnya, tak heran jika dirinya dipuja oleh para lelaki yang menggemari sosoknya.
"Tapi saya bukan perempuan gampangan. Saya susah ditemui oleh penggemar saya, sebab saya nggak pernah mau dijemput oleh pengundang. lebih baik saya datang dan pulang sendiri untuk menghindari fitnah," ujar Rubinem.
Rubinem tidak pernah menyesali apa yang sudah terjadi. Termasuk harta benda yang pernah dikumpulkan di kala muda dan kini telah habis.  Dia juga tak menyesali bahwa kini dirinya tak lagi popular, dan bahkan tak dikenal.
Jika ada yang dia sayangkan, adalah karena RRI, institusi tempatnya pernah bekerja juga ikut-ikutan melupakan dirinya. Padahal, Rubinem ingin benar datang kembali ke RRI, sekedar untuk mengenang bahwa dirinya pernah menjadi saksi perjalanan radio milik pemerintah itu.
“Saya berharap mereka masih ingat saya, saya ingin kalau RRI ulang tahun saya diundang. Tapi, sejak saya keluar di tahun 1972 sampai sekarang, saya belum pernah diundang. Saya suka sedih kalau mengingat ini.” 

sumber ; tribunnews.com

Selasa, 24 Desember 2013

Natalku dan Nakalmu...

Mereka bilang ini hari natal
Hari saat anak-anak bengal menyesal
Tak dapat hadiah
Dikejar mahluk hitam menakutkan

Hari ini natal
Hari saat aku yang bukan anak-anak tak pantas kesal
Walau semua dongeng santa claus ternyata hanya khayal
Dan pohon natal sudah terlalu mahal

Natal
Cuma rangkaian sebuah kata dengan dua huruf ‘a’
Hingga jika diucap terdengar riang
Seperti cerahnya ruang hati yang dulu dipenuhi mimpi

Natalku
Selalu penuh ingatan tentangmu
Yang terlalu nakal menempati tiap jengkal angan
Sampai aku begitu penuh olehmu, tak ada lagi tempat bagi lain hal

Untukmu
Tak sedikitpun ada ragu sebelum kutukar semua natalku
Dengan nakalmu yang buatku jadi anak bengal tanpa setitikpun sesal

Minggu, 22 Desember 2013

I love my Evlyn Lea Jacob - Balukh....

Mama itu... Paling susah kalo dideskripsikan dgn kata-kata. But, Happy mother's day! Sayangi mama kalian selagi ia masih ada untuk kalian, bagiku hari ibu adalah setiap hari..
I love my Evlyn Lea Jacob - Balukh ♥

Buat kamu, maaf ada 2 sms ucapan yang masih pending x_x
Selamat hari ibu ya, terberkatilah semua ibu, titip salam, cium dan peluk buat ibu di batam ({}) ({})

mungkin lagu bang Iwan Fals ini bisa mewakili perasaanku saat ini....
ini liriknya :

Ibu by Iwan Fals

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu

Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah

Seperti udara kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...
Ibu
Ibu

Ingin kudekap dan menangis dipangkuanmu
Sampai aku tertidur bagai masa kecil dulu

Lalu do'a-do'a baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas...
Ibu
Ibu

Kamis, 19 Desember 2013

Kamu pasti tahu kenapa ini tercipta....

SEPI bukan berarti HILANG...
DIAM bukan berarti LUPA...
JAUH bukan berarti PUTUS...
SENDIRI bukan berarti MATI...
Yang pasti saat MATI, tentu SENDIRI....

Tapi....
Lihat, aku masih di sini...
masih punya 2 mata walau tak bisa melihatmu lagi...
masih punya 2 tangan walau tak bisa menyentuhmu lagi...
masih punya 2 kaki walau tak bisa berjalan bersamamu lagi...

Tapi...
aku masih punya 1 lidah yang selalu mengucapkan doa untukmu...
aku masih punya 1 hati yang selalu mengingat dan menyayangimu....

Seperti yang sudah pernah kukatakan padamu :
aku sudah memutuskan
Menjadi orang terbodoh di mata dunia,
dibanding harus berlagak TULI pada satu-satunya hati yang kupunya...

aku lebih memilih SEPI, DIAM, JAUH dan SENDIRI,
daripada harus MENIPU satu-satunya hati yang kupunya...

aku rela kehilangan teman-teman baikku,
daripada harus terus menerus BERTENGKAR dengan satu-satunya hati yang kupunya.....

dan pada akhirnya....
walau kamu tak mungkin membaca ini,
tapi kamu pasti tahu kenapa ini tercipta....






Mama....

Mama…
Sakit rasanya melihatmu lemah
Tergeletak lemas
Dalam dinginnya dinding rumah sakit

Mama…
Sedih rasanya
Melihat infus menggantung
Mengalir menuju darahmu

Mama…
Maafkanlah diriku
Yang telah berdosa
Dan sering menyakiti dirimu

Mama…
Cepatlah pulang
Aku sayang kepadamu
Aku selalu berdoa
Agar dirimu selalu sehat
Dan dilindungi oleh-Nya

Kupang, 7 Desember 2013
@ruang tunggu ICCU RSUD Prof. Dr. W.Z. Johanes Kupang


Selasa, 17 Desember 2013

Hello December....Mumumu

Pada setiap perjumpaan, ada perpisahan yang selalu siap datang kapan saja. Di tengah-tengah suasana yang tampak serba sempurna itu, seseorang yang dulu sempat bertanya tentang cita-cita saya, tiba-tiba mundur teratur dan hilang perlahan. Padahal cita-cita utama saya adalah membuktikan bahwa jawaban saya itu bukan hanya sekadar kalimat klise dan kalau berhasil mewujudkannnya, maka akan saya ajak dia untuk merayakannya sebagai rasa syukur dan terima kasih.
But, well… Life must go on…
Satu pelajaran yang akhirnya benar-benar saya pahami selama setahun ini adalah meskipun saya tampak seolah berjalan sendirian, tapi saya tak pernah benar-benar sendirian. Masih ada pendengar yang lebih baik, yang siap mendengarkan segala cita-cita dan harapan saya tiap waktu, bahkan tak segan-segan untuk mewujudkannya. Ia, yang duduk di atas sana, yang selalu mengawasi juga melindungi saya dan seluruh anak-Nya di dunia… :)
Have a great December! :)

Minggu, 15 Desember 2013

Bisakah...??

Pagi menelan bintang dalam terang, mungkinkah mimpi terukir kembali di pasir pantai di mana kakimu langkahi jejak sunyiku. Bukankah harus ku jaga ruang kosong dibenak demi sempurna kudengar tiap bunyi dan gema suaramu

tentang cahaya senyuman
tentang hangat dekapan
tentang perih tikaman

takkan kupertanyakan apapun lagi; agar kau boleh selalu singgah di beranda rumahku
berbagi sigaret dan secangkir kopi, dan lihat; jejak asap itu buru-buru berhambur ke arah langit membawa ingatan nafasmu pada nikmat tiap hela dan hembus udara, hilang tertiup harum bungamu dan aroma musim hujanku

biar saja semua bentuk mengutuk rasa ; percaya pada tulusnya dosa ; demi rindu, ingin kubaca setumpuk catatan berdebu disudut ruang, satu per satu, sebelum habis waktu; sebelum pahit empedu di lidahmu menyita manis kata-kata di ujung jarimu.

lalu; kita mejelma serangga saja, agar sebutir gula senilai permata
bisakah..??

Sabtu, 14 Desember 2013

Terimakasih black bird....

Seminggu sebelum mama harus dirawat intensif di ruang ICCU RSUD Prof. W.Z. Johanes Kupang, karena pembengkakan jantung. Seorang sahabat, Ambara Saraswati Mardani, memposting salah satu lagu favorit saya, “Negeri di Awan” miliknya Katon Bagaskara, di akun facebooknya. Postingan tersebut dinyanyikan sendiri oleh sahabat saya itu. Suara tipis dan tajam dari sahabat saya ini, serta musikalitas dari seorang Ivan Bartels membuat lagu tersebut terdengar semakin indah dan menusuk hingga sumsum.

Oh iya, ini liriknya:

Di bayang wajahmu
kutemukan kasih dan hidup
yang lama lelah aku cari
di masa lalu
Kau datang padaku
kau tawarkan hati nan lugu
selalu mencoba mengerti
hasrat dalam diri
Kau mainkan untukku
sebuah lagu
tentang negeri di awan
di mana kedamaian menjadi istananya
dan kini tengah kau bawa
aku menuju kesana oh.. hoo
Ternyata hatimu
penuh dengan bahasa kasih
yang terungkapkan dengan pasti
dalam suka dan sedih

Nyanyian tersebut menemani saya selama menjaga mama yang hampir 2 minggu dirawat di RSUD. Lagu ini  meski tak menggunakan langsung kata "ibu", menurut saya lagu "Negeri di Awan" ini berkisah tentang seorang ibu. Majas-majas digunakan untuk menggambarkan mengenai ibu, membuat lagu ini indah sekali. Terimakasih black bird, atas lagu dan suara indahnya....

JIka ingin mendengar suara sahabat saya ini, bisa DOWNLOAD DI SINI

Sabtu, 23 November 2013

Kekerasan Seksual pada Anak

Anak-anak, Pacaran, dan Seks 



Istilah pacaran sungguh sangat tidak asing di masa sekarang ini. Bahkan anak usia SD pun sudah nampak sangat fasih bicara soal pacaran. Mungkin ini akibat maraknya lagu menyebutkan kata cinta, pacar, sayang, dan lain sebagainya. Saat anak kecil makin akrab dengan aktifitas pacaran, di kalangan orang dewasa nampaknya pacaran tak lagi menjadi sesuatu yang memusingkan. Pacaran sebagai bentuk komitmen malah tak dianggap serius, bahkan berkembang yang namanya open relationship, alias punya pacar tapi masih boleh main kesana kemari dengan orang lain.


Kalau anak kecil mungkin sudah pacaran dengan bergandengan tangan dan cium-cium pipi, orang dewasa (sebut saja berumur banyak kalau kelakuannya tidak mencerminkan kedewasaan) nampaknya sudah terlibat dengan aktifitas seksual yang lebih jauh. Kencan atau pacaran adalah bagian dari perkembangan kehidupan normal seseorang. Namun jika kencannya eksklusif, maka nampaknya hubungan seksual sudah terjadi.
Anak yang cepat memulai hubungan pacaran, kebanyakan merupakan anak yang hubungan dengan orangtuanya tidak dekat. Kebutuhannya akan perlekatan dialihkan pada orang lain. Remaja yang memulai seks dini, lebih banyak tidak menggunakan pengaman sehingga menempatkan mereka pada infeksi menular seksual (IMS) dan kehamilan sebelum usia yang matang. Sebuah survei di Amerika Serikat tahun 2006-2008 mengatakan bahwa tidak semua remaja seksual aktif mengambil risiko tinggi dalam hubungan seksual. 39% perempuan dan 33% laki-laki hanya berhubungan dengan pasangannya saja.
Masalahnya adalah, dari hubungan model open relationship yang disertai aktifitas seksual, maupun anak yang berpacaran di usia dini, banyak risiko kesehatan baik mental maupun fisik yang harus dihadapi. Tak hanya itu, isu kekerasan juga menjadi permasalahan pelik dalam sebuah hubungan. Seringkali mereka sulit meninggalkan pasangannya karena merasa telah melampaui hubungan yang lebih dekat. Sehingga meski kekerasan terjadi (verbal, seksual, maupun fisik) individu tersebut tidak juga beranjak pergi dari pacarnya.
Kekerasan Seksual
Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap perbuatan berdasarkan pembedaan berbasis gender yang berakibat atau mungkin berakibat kesengsaraan atau penderitaan perempuan secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk ancaman terjadinya perbuatan tersebut, pemaksaan atau perampasan kebebasan secara sewenang-wenang, baik yang terjadi di ruang publik maupun di dalam kehidupan pribadi.
Pandangan masyarakat yang umumnya memandang kekerasan seksual hanya sebatas pelanggaran terhadap kesusilaan memicu munculnya pandangan bahwa hal ini adalah persoalan moralitas semata. Perempuan ditempatkan sebagai penanda kesucian dan moralitas dari masyarakatnya. Akibatnya, jika terjadi sesuatu pada diri perempuan, ia merasa malu untuk menceritakan pengalaman kekerasan seksual yang dialaminya. Sikap korban kekerasan seksual yang menutupi apa yang dialaminya, tidak jarang justru mendapat dukungan dari keluarga ataupun lingkungannya. Akhirnya perempuan tersebut malah kehilangan haknya karena dianggap memiliki aib.
Pada dasarnya, siapa saja dapat menjadi korban dari kekerasan dan/atau kekerasan seksual. Kekerasan seksual dapat berdampak buruk dan mempengaruhi kesehatan (fisik maupun psikis) untuk jangka waktu yang lama. Oleh karena itu penting bagi orang yang lebih dewasa, terutama keluarga, untuk membantu mencegah terjadinya kekerasan seksual. 
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Pertama, sebagai orang tua, kita harus mulai bicara sebelum terjadi sesuatu. Seperti pepatah mengatakan “sedia payung sebelum hujan”, sebaiknya mulailah menjelaskan pada anak atau orang yang lebih muda (terutama anak-anak) mengenai bagian khusus dari diri mereka. Jelaskan bahwa ada area tertentu yang tidak boleh disentuh orang lain, dan mereka boleh saja untuk mengatakan TIDAK ketika mereka tidak mau disentuh. Serta jelaskan pada mereka bahwa jangan ragu untuk bercerita ketika ada yang melanggar batasan yang telah dibuat.
Kedua, komunikasi terbuka adalah pencegahan paling efektif. Jelaskan pada mereka bahwa Anda tertarik dan bersedia diajak bicara pada topik apapun di sekitarnya, mulai dari sekolah, olahraga, teman atau apapun. Perhatikan kejadian sehari-hari di sekitar yang dapat menjadi pelajaran bagi mereka, bersikaplah sebagai teman tidak sebagai guru, dalam kondisi santai atau tenang dan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Kemudian ajarkan mereka bagian-bagian tubuh mereka, terutama bagian tubuh khusus dan apa dampaknya ketika disentuh.
Ketiga, menyadari bahwa kemampuan anak dalam mengembangkan dirinya dan berelasi dapat melindungi dirinya dari hal buruk di atas. Tingkatkan kepercayaan diri anak sehingga tidak mudah dipengaruhi orang lain. Berikan kesempatan dalam pelatihan kepemimpinan atau pengembangan diri agar anak mengenali dirinya dan dapat melawan ketika dipermalukan atau mengalami kekerasan. Tingkatkan kepekaan anak terhadap apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain, sehingga bukan hanya menjadi korban tapi juga tidak menjadi pelaku.
Terakhir, jelaskan pada anak bahwa pelaku kejahatan dapat merupakan orang sekitar, dan awal kejahatan mungkin saja tidak disadari. Ingatkan anak bahwa kapanpun ia merasa tidak nyaman ia dapat dan harus berkata tidak. Serta jangan ragu bercerita kepada Anda apabila terjadi masalah ataupun pertanyaan ke depannya.
 

Jumat, 22 November 2013

Buku : Tidak Ada Negara Agama...

Buku ini adalah buku kedua dari buku trilogi pemikiran ketua umum PGI: Pdt. DR. A. A. Yewangoe.

Dalam buku ini, beliau melanjutkan bukunya yg pertama, ia mengupas berbagai persoalan sensitif yang muncul akibat euforia reformasi dan otonomi daerah, seperti antara lain: keberadaan partai-partai berbasis agama (termasuk partai Kristen), terjunnya para pendeta ke dalam kancah politik praktis sebagai calon anggota legistlatif partai tertentu, dan perda-perda bernuansa syariat keagamaan.

Dengan gaya yang kritis dan tajam, ia menyoroti permasalahan itu sambil
berdialog secara kritis dengan para penulis Kitab Suci dan para pemikir masa lalu seperti Agustinus, Calvin, Luther, dan Karl Barth. Di samping kaya akan perspektif, buku ini juga mengundang warga gereja menjadi warga negara yg bertanggung jawab.

Anda berminat ???? segera dapatkan buku ini di toko buku Kristen di kota anda

Kamis, 21 November 2013

Berbicara dengan Hati, Bukan Jari....

"Matikan komputermu. Matikan juga ponselmu. Dan perhatikan manusia di sekelilingmu. "
-- Eric Schmidt, CEO Google

ADIL jengkel betul dengan istrinya. Sepanjang liburan akhir pekan keduanya sepakat memilih beristirahat di rumah. Lima hari bekerja membuat mereka ingin melemaskan otot-otot. Sekaligus tentu saja mempererat tali cinta diantara mereka berdua. Maklum, mereka belum lagi genap dua tahun menikah. Buah hati yang menjadi dambaan mereka tak kunjung datang. Mungkin Yang Di Atas belum memberikan mereka kepercayaan. Begitu keduanya menghibur diri.

Tapi akhir pekan yang seharusnya indah justeru berubah menyebalkan. Seharian Anita, sang istri, hanya berada di kamar. Mungkin saja letih. Dia ingin istirahat penuh. Namun yang membuatnya jengkel, Anita terus menggenggam gadget kesayangannya. Anita kadang tertawa sendiri. Sampai kadang dia tak ingin jauh dari colokan listriknya. Gadget kesayangannya itu sering kehilangan tenaga, sehingga terpaksa harus dicharge.

Adil geleng-geleng kepala. Namun Anita cuek bebek. Katanya, dia sedang asyik mengobrol dengan teman yang lama tak dijumpainya. Bertemu di jejaring sosial facebook, mereka kemudian bertukar nomor PIN. Lalu itulah yang terjadi, mereka mengobrol ngalor-ngidul sesuka hati. Adil pun memilih untuk keluar rumah dan mengobrol dengan tetangga.

Ponsel cerdas itu menjadi booming di dunia, termasuk Indonesia. Apalagi setelah beberapa tokoh dunia dan seleb memakainya juga. Kelebihan menggunakan gadget ini dibandingkan dengan ponsel biasa memang beragam, misalnya saja layanan push mail, menerima dan membalas email yang masuk pada saat itu juga. Atau mengambil foto dan mengirimkannya ke handai taulan di luar negeri dalam sekejap. Lalu ada pula fasilitas chatting, browsing, hingga fasilitas online berbagai situs jejaring sosial. Kedekatan seseorang di dunia maya seakan-akan tidak lagi terpisahkan oleh ruang dan waktu. Tak aneh bila kemudian muncul istilah, ‘mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat.’

Namun memakai gadget ini bukan tak ada kekurangannya sama sekali. Contohnya, ya itu, interaksi antara Adil dan Anita menjadi tak nyaman. Ketika seseorang berasyik masyuk dengan dirinya dan dunianya sendiri, serta tidak memperdulikan lingkungan sekitar, apalagi menjadikannya sebagai ketergantungan yang sangat, maka menurut anak zaman sekarang dikatakan terkena 'gejala autis'. Tapi bukankah merujuk peribahasa, ’man behind the gun’, bahwa baik-buruknya penggunaan teknologi tergantung si pemakainya? Betul. Bila pemakainya memakai dengan bijak, tentu tak masalah. Sebaliknya pun demikian.

Tapi nyatanya memang, menurut penelitian, ketergantungan akan gadget menyebabkan seseorang menjadi tak fokus. Bahkan para uskup senior di Liverpool, Inggris menantang umatnya untuk berpuasa teknologi selama 40 hari. Mereka mendorong masing-masing orang untuk memangkas penggunaan karbon dengan tidak memakai sejumlah gadget. Tingkat ketergantungan pemakai gadget memang sungguh luar biasa. Hingga muncul istilah, ’it is heaven for business owners, but hell for employees’.

Gadget dibuat dengan tujuan membantu si pemakainya. Untuk menjadikan urusan berjalan dengan efektif dan efisien. Ambil satu contoh, misalnya saja ketika diadakan rapat penting. Saat dalam rapat membutuhkan komunikasi rahasia di antara peserta rapat, tentu saja cara yang cerdas dengan menggunakan gadget yang tersedia.

Tetapi pada kenyataannya, yang kerap kita jumpai, teknologi yang awalnya dirancang untuk membantu kehidupan manusia, malah justeru membuat kita semakin menjauh satu dengan lainnya. Menjauh dari orang-orang yang kita kasihi, dan menjauh pula dari Tuhan yang sesungguhnya dekat dengan kita.

Dengarlah apa yang dikatakan Eric Schmidt, CEO Google, dalam pidatonya di University of Pennsylvania, Amerika Serikat, pada 18 Mei 2009 lalu dihadapan enam ribu wisudawan. Schmidt berujar, “Matikan komputermu. Matikan juga ponselmu. Dan perhatikan manusia di sekelilingmu.” Schmidt mengatakan demikian setelah melihat banyaknya kaum muda yang hanya terpaku pada dunia virtual di internet. Seakan tak peduli untuk berelasi dengan orang lain.

Itulah yang dirasakan Adil sekarang. Ia merasa jauh sekali dari istrinya. Adil sesungguhnya tak menuntut lebih dari Anita. Adil hanya ingin Anita menghentikan sekali saja pada saat mereka berada di rumah. Apalagi disaat-saat mereka sedang berdua atau liburan. Baginya komunikasi yang baik bukan lagi semata dengan jari-jari, walau teknologi sudah maju. Berbicara dengan tatap muka, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh tentu lebih memanusiakan diri.

Kita seharusnya memang dapat berhenti sejenak dari kegaduhan dunia virtual dan kembali pada ‘habitatnya’ sebagai makhluk sosial.

*) Sonny Wibisono, penulis buku 'Message of Monday', PT Elex Media Komputindo, 2009

Lima Film Baru yang Diangkat dari Novel Remaja

Sejak kesuksesan seri film “Harry Potter” dan “Twilight”, studio-studio besar di Hollywood berlomba-lomba untuk menciptakan franchise film remaja berikutnya. Meski ada yang memiliki awal menjanjikan seperti “The Hunger Games” (2012), ada juga yang harus menghadapi kerugian seperti “Percy Jackson: Sea of Monsters” (2013).

Tahun ini, penonton telah disuguhi dengan “Beautiful Creatures” dan “The Mortal Instruments: City of Bones” yang sama-sama kandas di pasaran. Meski kerap gagal, film-film adaptasi dari novel remaja tak berhenti diproduksi. Tren pembuatan film dari novel remaja mungkin nantinya perlahan mati, namun sampai tahun depan Hollywood masih akan mencoba memasarkan film-film sejenis. Beberapa bisa saja berhasil menjaring penggemar baru, sisanya mungkin akan langsung dilupakan orang.

Apa saja film-film berisiko ini? Berikut adalah lima film adaptasi novel remaja yang akan segera dirilis:


1. Ender’s Game
Dirilis tahun 1985, “Ender’s Game” adalah novel remaja paling tua dalam daftar ini. Cerita fiksi ilmiah karangan Orson Scott Card ini sudah lama menarik minat berbagai studio film, tapi baru sekarang kisah hidup Ender Wiggin akhirnya dapat muncul di layar lebar. Gavin Hood yang merupakan penggemar bukunya terlibat sebagai penulis naskah dan sutradara. Keterlibatan Hood dalam film ini sudah cukup lama, karena ia sudah menulis konsep awal naskah “Ender’s Game” empat tahun yang lalu.
ender's game

Meski bukunya punya banyak penggemar dan filmnya sudah lama dinanti, proyek “Ender’s Game” cukup terganggu ketika beberapa waktu lalu diboikot oleh Geeks Out. Posisi Card yang dikenal cukup frontal menentang kaum Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender (LGBT) membuat dirinya kehilangan simpati dari banyak penggemar film fiksi ilmiah yang tidak sependapat dengan opininya. Lionsgate Entertainment sendiri secara diplomatis menjaga jarak dengan Card serta meyakinkan bahwa pandangan sang novelis sama sekali tidak berpengaruh pada pengembangan filmnya.

Sinopsis: Di masa depan, ras alien berbahaya yang disebut Formics telah menyerang Bumi. Bila bukan karena kehadiran pahlawan legendaris dari International Fleet Commander bernama Mazer Rackham (Ben Kingsley), Bumi pasti telah hancur. Sebelum serangan besar lainnya menyusul, Kolonel Hyrum Graff (Harrison Ford) pun mencari anak-anak muda berbakat untuk dijadikan penerus dari Rackham. Ender Wiggin (Asa Butterfield), seorang anak laki-laki pemalu dengan otak brilian, terpilih untuk masuk dalam pelatihan ini. Kemampuan Ender yang menonjol di sekolah ini pun dianggap sebagai harapan besar dari pihak militer. Di bawah ajaran dari Mazer Rackham sendiri, Ender pun mencoba untuk menjadi pemimpin dari pasukan penyelamat Bumi.

Sutradara: Gavin Hood
Pemeran:
Asa Butterfield (Ender Wiggin), Hailee Steinfeld (Petra Arkanian), Abigail Breslin (Valentine Wiggin), Harrison Ford (Colonel Hyrum Graff), Ben Kingsley (Mazer Rackham), Viola Davis (Major Gwen Anderson)
Tanggal Rilis:
1 November 2013 (Amerika Serikat)

2. Seventh Son
Seperti beberapa film dalam daftar ini, “Seventh Son” yang diadaptasi dari “The Spook’s Apprentice” karya Joseph Delaney tadinya akan dirilis di bulan Februari. Tetapi, perpisahan antara Legendary Pictures dan Warner Bros. membuat hak distribusi film ini berpindah ke Universal Pictures. Sungguh disayangkan, karena “Seventh Son” akhirnya digeser rilisnya menjadi Januari, bulan dimana banyak film gagal untuk mencetak pendapatan besar. Film terakhir Jeff Bridges sendiri, “R.I.P.D.”, baru saja rugi besar. Kalau “Seventh Son” juga nantinya bernasib sama, Universal pasti akan sangat kesal karena kedua film ini dirilis di bawah distribusi mereka. 
Seventh Son

Sinopsis: Master Gregory (Jeff Bridges) adalah seorang ksatria yang telah memenjarakan penyihir jahat dengan kekuatan besar bernama Mother Malkin (Julianne Moore). Setelah terkurung selama ratusan tahun, Mother Malkin akhirnya meloloskan diri dan kini berniat untuk balas dendam. Dengan waktu yang sangat terbatas, Master Gregory pun bergegas mencari seorang murid baru. Pilihannya jatuh pada Tom Ward (Ben Barnes), putra ketujuh dari seorang ayah yang juga merupakan anak ketujuh. Tapi, bila Gregory biasanya punya waktu tahunan untuk melatih muridnya, kali ini ia harus melatih Tom hanya dalam hitungan hari demi menghadapi teror Madam Malkin.

Sutradara: Sergey Bodrov
Pemeran: Ben Barnes (Tom Ward), Jeff Bridges (Master Gregory), Julianne Moore (Mother Malkin), Alicia Vikander (Alice), Kit Harington, Olivia Williams
Tanggal Rilis: 17 Januari 2014 (Amerika Serikat)


3. Vampire Academy
Sutradara film “Mean Girls” (2004), Mark Waters, mencoba untuk membawa elemen-elemen yang menjadikan film tersebut sukses ke dalam “Vampire Academy”. Waters mencoba untuk meyakinkan bahwa filmnya akan berbeda dengan hasil adaptasi novel remaja pada umumnya yang kelewat serius. Ia menjelaskan bahwa film yang disutradarainya ini punya muatan humor dan lebih ringan. Tapi jujur saja, trailer “Vampire Academy” sama sekali tidak terlihat menjanjikan. Bila nanti hasil filmnya seburuk materi promosinya, sepertinya akan ada banyak penggemar seri buku karangan Richelle Mead yang menangis darah.

Vampire Academy
Sinopsis: Kaum vampir dibagi menjadi dua kubu, Moroi yang hidup damai di antara manusia dan hanya meminum darah dari donor sukarela, serta Strigoi yang membunuh demi mendapatkan darah manusia. Di St. Vladimir’s Academy Rose Hathaway (Zoey Deutch) yang merupakan seorang Dhampir – makhluk setengah manusia setengah vampir – belajar untuk menjadi pelindung kaum Moroi. Namun, ketika Rose bersama Lissa Dragomir (Lucy Fry) kabur dari sekolah dan tertangkap, ia pun harus berusaha untuk melindungi sahabatnya itu di dari dalam St. Vladimir’s Academy, tempat yang kini dianggapnya tak aman.

Sutradara: Mark Waters
Pemeran: Zoey Deutch (Rose Hathaway), Sarah Hyland (Natalie Dashkov), Danila Kozlovsky (Dimitri Belikov), Lucy Fry (Lissa Dragomir), Joely Richardson (Queen Tatiana), Gabriel Byrne (Victor Dashkov)
Tanggal Rilis: 14 Februari 2014 (Amerika Serikat)


4. The Maze Runner
Dengan menampilkan sekumpulan remaja yang mencoba untuk bertahan hidup di tengah tempat tertutup yang berbahaya, mau tak mau “The Maze Runner” pasti akan dibandingkan dengan “The Hunger Games”. Tetapi, bila “The Hunger Games” punya Katniss Everdeen dan plot percintaan yang lumayan menonjol, “The Maze Runner” yang ditulis oleh James Dashner punya tokoh utama remaja pria amnesia yang lebih banyak bergelut dengan misteri daripada romansa. Variasi perspektif sangat penting supaya adaptasi novel remaja tidak terlihat sama satu dengan yang lain. Lagipula, novel remaja tak semuanya bercerita mengenai seorang gadis remaja kuat yang mencoba untuk mengguncangkan sistem atau menyelamatkan dunia, ‘kan? 
The Maze Runner

Sinopsis: Thomas (Dylan O’Brien) terbangun dalam sebuah lift tanpa ingatan apapun kecuali namanya sendiri. Ia pun masuk ke dalam sebuah tempat yang dinamakan The Glade, dimana 60 remaja putra harus belajar hidup bersama di sebuah lingkungan berbahaya yang dikepung oleh sebuah labirin. Meski telah berada di sana selama beberapa tahun, belum ada yang pernah lolos keluar labirin ini. Tiap 30 hari, seorang remaja baru pun tiba di tempat ini melalui lift yang sama. Suatu hari, penghuni baru The Glade datang. Namun, tidak seperti biasanya, orang baru yang datang adalah seorang gadis koma yang membawa sebuah catatan aneh. Setelahnya, segala sesuatu pun mulai berubah.

Sutradara: Wes Ball
Pemeran: Dylan O'Brien (Thomas), Will Poulter (Gally), Kaya Scodelario (Teresa), Thomas Brodie-Sangster (Newt), Patricia Clarkson (Ava Paige), Aml Ameen (Alby)
Tanggal Rilis: 14 Februari 2014 (Amerika Serikat)


5. Divergent
Dibandingkan beberapa film lain di daftar ini, “Divergent” termasuk salah satu yang dijagokan untuk mencetak kesuksesan. Pertama, seri novel karya Veronica Roth ini punya banyak penggemar. Kedua, Shailene Woodley sebagai pemeran utama punya rekam jejak akting yang mengesankan melalui “The Descendants” (2012) serta “The Spectacular Now” (2013). Plus, Kate Winslet juga turut bergabung sebagai pemeran antagonis. Sang sutradara, Neil Burger, memang belum teruji untuk membuat film dengan banyak adegan aksi. Namun, melalui “Limitless” (2011) dan “The Illusionist” (2006), Burger telah membuktikan bahwa dengan materi yang menarik, ia dapat membuat sebuah film yang menghibur.

Divergent
Sinopsis: Di masa depan, dunia terbagi dalam beberapa faksi – Candor bagi yang jujur, Abnegation bagi yang tidak mementingkan diri sendiri, Dauntless bagi yang berani, Amity bagi yang menyukai kedamaian, serta Erudite bagi yang cerdas. Tris Prior (Shailene Woodley) yang telah dewasa diharuskan untuk memilih satu faksi yang harus dipegangnya teguh seumur hidup. Meski akhirnya membuat pilihan tersebut, Tris menyimpan sebuah rahasia besar. Dirinya adalah seorang “divergent” yang berarti bahwa ia tidak benar-benar pas untuk faksi manapun. Dalam dunia yang dihuninya, hal ini bisa mendatangkan kematian bagi Tris. Tetapi, rahasia ini dapat digunakannya untuk menyelamatkan orang-orang yang dikasihinya. Meski demikian, bila salah langkah, justru ini akan membahayakan nyawa mereka.

Sutradara: Neil Burger
Pemeran: Shailene Woodley (Beatrice 'Tris' Prior), Kate Winslet (Jeanine Matthews), Miles Teller (Peter), Theo James (Four), Ashley Judd (Natalie Prior), Ray Stevenson (Marcus Eaton)
Tanggal Rilis: 21 Maret 2014 (Amerika Serikat)

Sumber : Yahoo

Rabu, 20 November 2013

Surat Untuk Nona Rambut Tabongkar 2

Teruntuk beta pung Nona rambut tabongkar tersayang...
Apa kabar, sayang? Entah ini hari yang ke berapa katong su sonde saling bertegur sapa. Ya. Bukan waktu yang lama memang, tapi su cukup untuk membuat beta merindukan senyum dan sapaan hangat dari nona. Termasuk obrolan-obrolan seru katong yang sonde kenal waktu. Yang akhirnya meninggalkan salah satu dari katong tergeletak deng pulasnya di atas koi. Su dikalahkan kantuk, tapi masih tetap sonde mau tidor. Hihihi…
Omong-omong, nona ada bae-bae ko? Seperti nona yang sonde bisa melihat beta terpuruk, beta ju sonde akan tahan kalo lihat nona tersakiti, oleh apapun dan oleh siapapun. Meskipun mungkin beta sonde bisa memberi kata-kata penyemangat seperti yang biasa nona berikan kalo beta  lagi ada masalah dan beta cuma bisa menemani nona dalam diam dan lewat doa. Tapi beta selalu siap mendengarkan kapanpun nona butuh seseorang untuk berbagi cerita, juga seseorang untuk berbagi pelukan.
Lewat surat ini, beta ju mau ucapkan rasa terima kasih dan bersyukurnya beta bisa kenal seseorang seperti nona. Seseorang yang sudah beta anggap seperti malaikat penjaga. Yang sonde pernah membiarkan beta jatuh sendirian, yang selalu membangkitkan beta lagi dari keterpurukan-keterpurukan beta, dan masih banyak lagi yang tak bakal bisa habis beta tulis semuanya di sini. Banyak sekali pelajaran yang bisa beta ambil dari cerita-cerita hidupmu itu, Nona. Dan itu juga yang membentuk beta menjadi pribadi yang lebih baik. Pribadi yang lebih berani menjalani kehidupannya (yang sonde biasa) sebagai seorang laki-laki.
Satu pesan beta, jaga kesehatan. Kembalilah ke pola tidur yang normal, makan yang teratur ju. Jang terlalu banyak menghabiskan waktu di depan BB mungil kesayangan itu. Don’t get too exhausted… I don’t want you to get sick, especially when I’m not around.
Selaksa peluk, cium dan kerinduan dari laki-laki yang sonde mau kehilangan nona….


Nyong Timor

Selasa, 19 November 2013

Celoteh Sebongkah Batu...

Akan tiba saatnya ketika batu karang terkikis tepiannya.
juga menebal lumut di permukaannya.
Dan mungkin, ada pula masa ketika ia ingin merebah sejenak.
Melepaskan pijakan dan tengggelam begitu saja bersama ombak.
Siapa gerangan yang peduli akan batu karang.
Meskipun turut memuji keelokannya, kadang-kadang.
Saat langit tak cerah dan hujan tercurah, apa mungkin ada yang datang?
Cari musibah, mereka bilang.
Bila tiba pula masa, ketika batu karang enggan berdiri lebih lama.
Adakah kamu akan mencarinya?
Sudahlah, jangan berpura-pura.
Kamu pasti akan lupa….

Rabu, 13 November 2013

Close to you...

Barusan, iseng aku memeriksa daftar playlist di winamp player, tak disangka menemukan sebuah lagu yang sudah sangat lama tidak aku dengarkan. Judulnya, Close to you milik grup band jadul Carpenters.

Entah sejak kapan lagu ini masuk dalam daftar playlistku yang pasti sudah lama dan sudah jarang lagu ini diputar. Pertama kali mendengar lagu ini aku langsung jatuh cinta pada lagu ini, selain karena liriknya yang asoy....suara dan musik jazz dan swing dari grup band ini keren sangat :) tidak percaya??? buktikan saja sendiri...nih videonya


Barusan iseng aku coba cari di google, barangkali saja ada versi lain dari lagu ini....eh ternyata benar, ada versi yang dinyanyikan oleh penyanyi singapura, corrine may, yang tak kalah bagusnya, dan bahkan menurutku jazzy dan swing lebih empuk dari penyanyi aslinya..i love ths version...hehehehe....lagu ini tiba-tiba mengingatkanku pada seseorang yang sempat sepintas hadir dalam hidupku...sepintas namun sangat berarti....mellow ahhh....:'(



Ini liriknya...

Why do birds suddenly appear
Every time you are near?
Just like me, they long to be
Close to you.

Why do stars fall down from the sky
Every time you walk by?
Just like me, they long to be
Close to you.

* On the day that you were born
The angels got together
And decided to create a dream come true
So they sprinkled moon dust in your hair of gold
And starlight in your eyes of blue.

+ That is why all the girls in town
Follow you all around.
Just like me, they long to be
Close to you.

Sederhana dan Bodoh....


Di sudut itu, kita memulai segalanya.
Mewarnai dunia dengan kumpulan titik-titik
menjadi celoteh aksara kita.
Mengejakan huruf demi huruf
yang tak pernah mengenal kata menyesal, lelah apalagi malu.
Kita bahkan sudah selangkah lebih berani dari mereka.
Bertemu,
berpelukan penuh hasrat,

Selasa, 12 November 2013

Sweetie....

Kau pernah bilang, sapaan itu tak tergantikan. Sapaan dari seseorang yang sangat amat berarti untukmu. Kini aku cukup tahu diri, jika seseorang yang amat berarti bisa tergantikan, apatah lagi dengan sampah sepertiku....

Dan pada akhirnya, harus aku akui, aku hanyalah sampah yang harus selalu siap jika tiba saatnya untuk dibuang...terimakasih banyak atas pembelajaran hidup ini...

Senin, 11 November 2013

Gerobak sampah...

Aku, gerobak sampah menjelma kereta kencana, mengantar seorang putri ke gerbang istana, menemukan bahagianya. Ku rasa mimpi putri itu terlalu indah hingga tak ingin terjaga. Aku tak lagi menangis kesakitan, tak akan pernah menangis lagi karena kepahitan. Akan ku beritahu kalian, gerobak sampah adalah tempat sang putri membuang hati yang sedih dan mimpi yg buruk. Namun, hati dan mimpi itu bertumpuk di dekatku. Kini aku punya bantal paling empuk, selimut paling lembut. Tak ada alasan untuk tak bisa tidur pulas...

Minggu, 10 November 2013

Korek api ....

Pada saat yang tenang benda-benda pun dapat berbicara satu dengan yang lain.
Pada malam itu suasana di sebuah aula masih tenang. Sedikit waktu lagi tamu akan berdatangan. Karena tidak ada bulan, maka gelap gulitalah ruangan itu. Dalam keadaan yang sepi lagi gelap inilah korek api mendekati lilin yang masih utuh itu, katanya:
“Kini tibalah saatnya aku harus menyalakan dikau.” Terkejutlah si lilin mendengar pembicaraan korek api itu lalu ia menyahut, “Jangan dulu. Api akan menyakiti saya. Oleh panasnya api, badan saya yang bagus ini akan meleleh dan hancur. Kasihan.”
Lalu si korek api bertanya, “Bagaimana? Apakah seumur hidup engkau ingin kaku dan dingin, tanpa sungguh bergairah?”
“Tetapi bernyala pasti menyakiti saya dan menghabiskan tenaga saya,” berbisiklah si lilin dengan jantung berdebar-debar ketakutan.
“Benar juga apa yang kau katakan,” sahut si korek, “tetapi bukankah kita dipanggil untuk menjadi cahaya? Apa yang dapat aku lakukan, sebenarnya sangat sedikit sekali. Aku hanya bisa menyalakan dikau. Lalu tamatlah riwayat hidupku. Namun kalau aku tidak menyalakan dikau hidupku menjadi hampa dan tanpa arti. Engkau adalah sebatang lilin. Engkau harus menyinarkan cahayamu bagi orang. Segala rasa sakit dan tenaga yang terkuras akan menjadi cahaya bagi orang. Dengan demikian hidup mempunyai arti. Sebaliknya, kalau tetap kaku dan utuh, tujuan hidupmu tidak tercapai.”
Setelah mendengar nasihat dari korek api si lilin menegakkan sumbunya lalu berkata, “Silakan, nyalakanlah saya.” Ketika orang masuk ke dalam ruangan itu, mereka bergembira melihat cahaya lilin yang manis itu.
Barangsiapa mengorbankan diri bagi kebahagiaan orang lain, maka ia akan memperoleh lebih dari yang sudah dikorbankannya

IN TIME : Waktu adalah Nyawa...

sumber : google
Sinopsis
Di masa depan nanti, uang sudah bukan lagi sesuatu yang berharga. Waktu telah menggantikan posisi uang. Orang rela mati demi waktu karena tanpa waktu mereka sudah tak ada artinya lagi. Karena waktu pula Will Salas (Justin Timberlake) jadi buronan. Ia dituduh telah mencuri waktu.
Saat itu umur semua orang berhenti pada saat mereka mencapai usia 25 tahun. Setelah itu, pada tangan mereka akan dipasang jam yang akan menentukan kapan mereka akan mati. Mereka yang kaya mampu membeli perpanjangan umur sementara mereka yang miskin harus berjuang keras untuk mendapatkan perpanjangan waktu.
Will Salas bukanlah orang kaya dan karena itu pula ia langsung menjadi tertuduh saat tiba-tiba Will mendapat warisan umur dari salah satu orang terkaya di sana. Yang jadi masalah, ada petugas korup di dalam badan penegak hukum yang dikenal dengan sebutan Timekeeper. Tak ada pilihan lain buat Will Salas selain berusaha meloloskan diri dari Timekeeper.
Dari sekian banyak film bertema masa depan, IN TIME bisa jadi cukup segar walaupun konon film ini sempat tersandung masalah legalitas. Kabarnya naskah film ini terlalu mirip dengan sebuah cerita pendek yang sempat dipublikasikan sebelumnya. Terlepas dari masalah itu, IN TIME tetap cukup menarik untuk ditonton walaupun di sana-sini masih ada beberapa kejanggalan.
Masalah terbesar yang dihadapi film bertema fiksi ilmiah adalah 'rasa percaya'. Yang di sajikan di sini jelas bukan sesuatu yang nyata tapi paling tidak harus ada dasar logika yang membuat penonton tak merasa 'dibohongi'. Secara garis besar IN TIME sudah cukup memenuhi syarat untuk dibilang 'logis' walaupun kalau diperhatikan dengan seksama, masih ada beberapa kejanggalan yang seharusnya sudah dipikirkan sejak awal.
Dari sisi akting, Ada dua potensi yang sepertinya tersia-siakan. Kita sempat dimanjakan dengan akting memukau Justin Timberlake di THE SOCIAL NETWORK sementara peran Cillian Murphy sebagai Robert Fischer di film INCEPTION juga tak bisa dipandang sebelah mata. Sayang rasanya kalau mereka berdua mendapat peran yang sebenarnya 'kurang menuntut' seperti dalam film ini

Jumat, 08 November 2013

Semerah bara di jantungku....

Jika memang harus luka, maka biar segenap nanah dan darah mengalir deras, agar tak membengkak pembuluh darahmu, serupa jantungku membendung rindu. Menjerit akan buat kau merasa lega, sedang hanya rintih yang mampu terbisik di sudut bibirku. Jangan tanyakan alasan untuk sebuah kerelaan, jika tak pernah terbayang dibenakmu sebuah jurang yang pisahkan hasrat sepasang domba. Juga tentang perjumpaan, jangan ragukan sahnya hati terpikat pada sosok kabur dalam jarak pandang namun menyatu dalam derak-derak ranting patah tiap kali angan menyatukan sajak. Ya, kau tentu tak paham bahwa setiap malam diciptakan bagi langit untuk dikoyak bintang. Hanya kerena cemburu matahari, diutusnya begitu banyak teman kepercayaan untuk mengawasi bumi, khawatir bulan berhasil mencuri sebuah kecup dari sayup nafas tubuh-tubuh yang terbujur, entah mati atau tidur. Bukannya melantur, setiap kata yang terulur menggapaimu, walau selalu ku bilang, maaf , demi kesalahan yang sama berulang, tetap tak sedikitpun terbesit niat untuk obati luka, karena warnanya tampak begitu indah. Atau karena aku sekarang mulai mengerti bahwa hanya pada sebuah lubang perih akan ada jalan masuk ke dunia tanpa logika di mana cinta bertahta. Dan di sanalah takkan pernah lagi kau tanya kenapa. Luka itu telah bicara, lihat serat-serat urat pada daging tanpa kulit ini, cantik bukan, tak seperti kulit yang selalu kelabu oleh debu, dan mengerut oleh waktu. Pada luka, bisa kau lihat daging dan darah masih merah. Semerah bara di jantungku, bara yang membakar hasratmu, meledakkan rasa jadi serpih bintang di langit malam..

Oscar 2014 Umumkan Daftar 19 Kandidat Film Animasi Terbaik


Panitia penghargaan tertinggi dunia perfilman “Oscar 2014” baru saja secara resmi mengumumkan daftar kandidat film-film animasi terbaik tahun ini.
Daftar ini memuat 19 judul film animasi yang akan memperebutkan piala emas Oscar di

Kamis, 07 November 2013

Tentu...


Kami pernah bersama. Benar-benar bersama. Setiap hari yang kami lakukan hanya berbagi cerita, saling bertanya kabar satu sama lainnya. Saling merindukan, saling mendoakan. Kami pasangan yang serasi. Kata dia begitu. Entah kenapa aku kurang setuju. Kami bukan pasangan, tapi sudah menjadi satu bagian dari kebersamaan itu sendiri. Jadi, aku anggap bahwa ketika dia tak bersamaku berarti dia tak lengkap. Begitu juga sebaliknya. Tanpa aku, dia tak sempurna.

Korupsi Bukan Cobaan ....

Seorang istri yang suaminya ditahan karena korupsi, menjawab
pertanyaan wartawan, "Kami sedang dalam cobaan Tuhan, tolong bantu
kami dengan doa."

Saya tidak begitu yakin, tindak pidana korupsi adalah cobaan dari
Tuhan. Kecuali kalau seseorang berbaik jujur, dipidana karena tindak
korupsi, padahal sebenarnya tidak melakukan korupsi. Nah, itu bisa
digolongkan sebagai cobaan. Artinya, tidak melakukan kesalahan apa-
apa, tapi terkena bencana.

Seperti kalau kita parkir baik-baik di tempat parkir, tahu-tahu
sewaktu hujan turun, pohon tumbang menimpa mobil kita. Itu bisa
masuk kategori cobaan. Di sini tidak ada hubungan langsung sebab
akibat antara parkir yang aman dengan pohon yang tumbang. Dalam
kehidupan keseharian, hal semacam itu bisa terjadi. Kita hidup
dengan baik dan benar dan menjaga kesehatan, tahu-tahu divonis
terkena kanker.

Korupsi yang sering disamakan dengan penyakit kanker - perumpamaan
ini hanya benar dalam hal keganasan - sebenarnya termasuk godaan.
Artinya, si pelaku tergoda memasuki wilayah buruk, padahal
sebenarnya bisa menghindar, dan menerima risiko karena terbongkar.
Ada hubungan sebab-akibat secara langsung. Godaan yang sama, dalam
kaitan sebab-akibat langsung adalah berjudi, selingkuh, ngebut.

Pelaku sudah tahu akibat dari main judi, main perempuan, bisa juga
main lelaki, atau main-main dengan kendaraan berkecepatan tinggi.
Pelaku tetap melakukan, apa pun alasannya, bisa dibikin-bikin, bisa
karena yakin. Kalau kemudian berakhir tidak menyenangkan: kalah
berjudi, selingkuh ketahuan, atau terjadi tabrakan, itu merupakan
konsekuensi logis.

Kadang kita tercengang, atau berang, sedikitnya kurang senang,
ketika seseorang yang kita kenal dengan baik dan terkesan baik dan
benar, ternyata tak bisa menahan godaan. Rasanya, ada yang terluka
dengan rasa percaya, sebagaimana menemukan ulat di buah yang sedang
dikunyah, atau ada kecoa berjalan di mulut kita. Kesadaran batin
kita terguncang, ada suatu gambaran indah yang terbuang, atau bahkan
hilang.

Melihat kenyataan seperti ini, saya hanya bisa menasihati diri.
Untuk tidak melakukan korupsi secara sadar, dan juga membentengi
diri tidak membiarkan diri masuk dalam godaan kolektif secara tidak
langsung tindakan koruptif. Godaan kolektif sering sangat efektif.
Berjudi, selingkuh, atau ngebut menjadi atraktif kalau dilakukan
bersama.

Makanya, berusahalah menahan diri. Sebisanya. Semampunya.

Barangkali menasihati diri harus sering saya ulang, agar selalu ada
dalam memori. Soalnya, kadang kita berhubungan dengan rasa keadilan,
dan terasa timpang. Misalnya, kehidupan para koruptor yang berada
dalam penjara.

Pengalaman membuktikan bahkan dalam penjara sekalipun, para koruptor
atau penyelundup, pemalsu kartu kredit, bandar judi selalu
memperoleh kamar yang lebih mewah dan perlakuan yang wah. Karena
banyak harta yang tersisa.

Barangkali, kalau saya boleh memberi nasihat untuk koruptor: cobalah
sekarang ini seterbuka mungkin. Mengakui, menjelaskan, menelanjangi
diri dengan menceritakan secara detail godaan yang meyebabkan
terjerembab ke dalam korupsi. Bagaimana caranya, metodenya, siapa
saja teman-temannya, berapa yang berhasil diambil. Terutama juga,
berapa yang bakal dikembalikan.

Dengan begini, ia sedikit banyak menebus dosa dan memberi
kemungkinan berkurangnya hal yang sama yang bisa terjadi pada orang
lain. Para penyelidik pun lebih cerdik menghadapi siasat serta liku-
liku tindak korupsi.

Ada saat kita terpeleset karena kebegoan kita, tapi juga selalu ada
kesempatan untuk bangkit kembali, juga dijadikan pelajaran bagi
orang lain. *

Sumber: Korupsi Bukan Cobaan .... oleh Arswendo Atmowiloto,
budayawan, di Jakarta

Korupsi, Besar Kecil Sama Saja

“Walau suap cuma secuil, dosanya tetap segunung.”
-- Edward Coke, juri di pengadilan di Inggris, 1552 - 1634

Di dalam sebuah gerbong kereta listrik berpendingin udara, seorang wanita tua berkicau sendiri. Saat petugas datang dan memintanya karcis, tiba-tiba dia menangis. Sambil tersedu sedan, ia memohon untuk tidak diturunkan. Sekalipun di stasiun terdekat. Si petugas tak kuasa memaksa dan memanggil atasannya.

Si atasan itu pun datang. Usianya mungkin seumuran dengan cucu wanita tua itu. Dengan permintaan yang sama, dia meminta agar si nenek segera turun di stasiun berikutnya. Seorang penumpang yang sedari tadi memperhatikan adegan itu akhirnya buka suara.

Dia sekadar bertanya, kenapa dengan ibu itu. Biarlah dia turun di stasiun sesuai tujuannya. Si atasan itu pun membisiki. “Badannya bau banget. Kasihan penumpang lain.” Nenek itu tak jadi diturunkan. Dan, benar saja, sejenak kemudian mulai tercium aroma bau yang tidak enak. Bau itu berasal dari luka yang mengering di kakinya.

Sementara itu, di sebuah pemakaman umum di Jakarta. Sehabis mengantar ke pemakaman seorang keluarga, seorang lelaki setengah baya mengerang menahan sakit. Kakinya terperosok pada lubang. Apes nian. Tulang keringnya berdarah. Luka menganga. Dia meringis. Namun tak sedikit pun terdengar umpatan pada jalan rusak yang membuatnya terjatuh dan terluka.

Si nenek tua tak memiliki uang untuk berobat menyembuhkan luka di kakinya. Karena biaya kesehatan dirasakan mahal di negeri ini. Si bapak tua, boleh jadi tidak hati-hati saat berjalan. Namun, bila keadaan jalan itu tidak gompal, tentu dia takkan terjatuh dan terluka. Pedestrian yang nyaman di negeri ini mungkin hanya menjadi dongeng.

Namun tiba-tiba di surat kabar dan layar televisi, tersiar kabar mengejutkan. Pria muda, baru saja berusia 30 tahun, sudah sedemikian kaya. Uangnya ditabungan hingga 28 miliar rupiah. Rumahnya di perumahan elit. Mobilnya gonta-ganti. Hanya saja, semua itu didapatkan dengan cara yang tidak logis. Seseorang mengirimkan uang itu ke rekeningnya sebagai bagian dari permainan suap dalam penggelapan pajak.

Sambil mata terus melihat televisi, tiba-tiba entah dari manakah tercium kembali bau busuk di dalam gerbong kereta yang padat penumpang. Mendadak juga terbayang kembali wajah bapak yang meringis menahan sakit akibat luka di kakinya.

Ironis, sungguh. Uang sebesar 28 miliar rupiah bisa jatuh dan dinikmati oleh seseorang yang memiliki kesempatan untuk berbuat curang ketimbang dua manusia di negeri ini yang jauh lebih membutuhkan. Uang itu semestinya masuk ke kas negara untuk kemudian disalurkan ke berbagai proyek pembangunan untuk kepentingan rakyat banyak.

Penyalahgunaan wewenang telah banyak membuat orang di negeri ini menderita. Anak-anak yang menderita gizi buruk, perut mereka membuncit, mata yang terbuka lebar, seolah menjadi pemandangan yang biasa. Atau sekolah yang tiba-tiba ambruk saat para siswa sedang belajar. Jalanan rusak dan berlubang sebelum waktunya. Dan entah contoh apa lagi, yang bisa dijejer disini tak ada habisnya.

Penyelewengan, merupakan bentuk korupsi. Salah satunya dengan memberi dan menerima komisi dari sebuah proyek, itu pula yang membuat ekonomi tinggi sehingga harga-harga naik dan tak bisa terbeli oleh mereka yang kekurangan. Padahal semua itu adalah hak mereka.

Walau suapnya cuma secuil, dosanya tetap segunung, tegas Edward Coke, seorang juri asal Inggris di abad 17. Entah kecil, entah besar, tetap saja korupsi. Dan dampaknya dahsyat. Indonesia yang bersih tentulah harapan kita semua. Ya, daripada mengutuk kegelapan, lebih baik menyalakan lilin. Dan itu bisa dimulai dari Anda, untuk tetap berbuat jujur dan tidak berlaku curang.

Sonny Wibisono 

oh...oh...Timor...

dulu tanah Timor, walau kering kerontang
tp ada cendana dan gaharu yg mengharumkannya
dulu tanah Timor, walau gersang
tp ada ribuan ternak sapi, kerbau dan domba yg diekspornya.....
dulu tanah Timor, walau yg terihat hanya batu karang
tp ada "kangkung oeba" yg terkenal nikmatnya dan ada apel so'e yg ranum
dulu di tanah Timor, walau banyak penghuninya yg tak beragama dan buta huruf
tp mereka lebih bisa "menghargai dan melindungi" hutan dan batu sebagai ciptaan Yang Kuasa

tp sekarang.....lihatlah apa yg terjadi.....oh...oh...Timor...oh..oh Timor.....
kini tak ada lagi wangi cendana dan gaharu,
yg tersisa hanya bau comberan milik mereka yg kenyang setelah menjual cendana dan gaharu
kini ternak harus di impor dari luar.....
kini kangkung oeba yg lezat tinggal nama dan apel yg ranum tinggal cerita
kini hutan digunduli dan batu di jual...oleh mereka yg mengaku beragama dan berpendidikanoh...oh...Timor...oh..oh..Timor.....