Permata yang Terpendam
Menyebut Oenesu bagi orang Kupang berarti
menawarkan bersantai di suasana segar. Sebagai salah satu dari sedikit air
terjun yang ada di Kupang. Namun akan terasa asing jika menyebut air terjun
Ka’ut. Tidak banyak orang yang tahu dan pernah mendengar nama tempat ini. Ya,
kawasan air terjun yang terletak 50 kilometer arah timur dari kota Kupang ini,
sangat indah dan sejuk namun minim fasilitas.
Kupang, Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ternyata
tidak hanya kaya dengan hamparan bukit batu
karang, tapi juga
memiliki kawasan wisata yang menggiurkan. Setidaknya terdapat dua lokasi wisata
yang selalu ramai dikunjungi wisatawan, yakni Air Terjun Oenesu dan Pantai Lasiana.
Selain
itu, juga terdapat sebuah air terjun Ka’ut, sekitar 50 km arah Timur Kota Kupang, NTT.
Melaju
ke luar kota Kupang melintasi dataran pulau Timor provinsi Nusa Tenggara Timur,
panas terik matahari terasa sangat menyengat. Udara panas terlihat mengambang
di atas permukaan jalan beraspal. Sepanjang perjalanan, tak banyak pepohonan
kutemui dan hamparan batu karang terlihat mencuat keras dari tanah. Sepertinya
tak banyak jenis pepohonan yang mampu hidup di atas tanah berbatu karang ini.
Yang tinggal hanyalah semak-semak yang ranting dan daunnya berwarna putih
kecokelatan, pepohonan yang meranggas tanpa daun dan rumput kering yang menjadi
pemandangan dari pulau di ujung negeri ini…sepanjang sejarahnya dari dulu
hingga kini…
Namun
tak seluruh bagian pulau kering kerontang. Ada kehijauan yang mulai
terlihat ketika jalan terasa menanjak, pepohonan dengan kerimbunan daunnya saat
memasuki wilayah Camplong yang populer dengan area wisata tempat pemandian
(kolam) dan penangkaran rusa.
Setelah
melewati kawasan hutan Camplong, perjalanan ke kawasan air terjun Ka’ut terasa
semakin dekat. Memasuki kawasan Air Terjun yang terletak di Takari ini, belum
ada jalan masuk yang memadai. Kalau anda menggunakan mobil, maka mobil harus
diparkir di pinggir jalan raya. Kalaupun menggunakan sepeda motor, hanya bisa
masuk ke dalam sejauh kurang lebih 20 meter. Dan untuk bisa ke lokasi air
terjun Ka’ut, anda harus berjalan kaki sejauh kurang lebih 1 kilometer dengan
menuruni sebuah lembah dan menaiki sebuah bukit, dengan kondisi jalan cukup
terjal. Bagi senang berpetualang ini akan sangat menyenangkan, namun bagi yang
datang untuk sekedar berwisata ini akan terasa sangat melelahkan.
Air
Terjun Ka’ut, sebuah air terjun yang mendinginkan udara di sekitarnya dan
menawarkan kesejukan serta suara jatuhnya air yang memercik menenangkan. Tapi
jangan membayangkan air terjun ini sebagai sebuah air terjun yang tingginya
puluhan meter dan besar, air terjun Ka’ut terlihat mungil.
Karena belum banyak diketahui umum air terjun Ka’ut belum banyak dikunjungi orang. Hanya bagi
orang-orang yang sudah tahu saja yang datang berwisata ke kawasan tersebut. Pengunjung yang
datang ke lokasi wisata yang satu ini ada yang datang hanya untuk merayakan
ulang tahun, beribadah, atau melangsungkan berbagai kegiatan sambil menikmati
keindahan panorama air terjun Ka’ut.
Yang belum mendapatkan perhatian yang cukup
dari pemerintah adalah kondisi jalan dan penataan di lokasi wisata ini. Jalan
yang masih berupa jalan tanah berbatu-batu serta tidak adanya tempat parkir
kadang membuat tempat yang indah menjadi semakin terpendam.
Debit air terjun ini cukup stabil, pada musim
kering sekalipun debit air masih lumayan dapat dinikmati. Debit pada musim
hujan tentu akan lebih besar, mungkin bisa dua kali lipat di banding musim
panas. Pada saat itu jika kita tepat di bawah air terjun suara deru air terjun
seakan menenggelamkan suara kita sendiri.
Dengan kondisi jalan yang sulit, jika tidak
hati-hati anda dapat terperosok. Jaga anak-anak anda sewaktu berjalan menuju
tempat ini. Setelah itu anda harus menuruni anak tangga yang lagi-lagi curam,
itupun kondisi anak tangganya tidak rata. Ini juga saya ingatkan kembali pada
anda untuk berhati-hati.
Membawa bekal waktu turun sangat disarankan
karena naik turun untuk mengambil makanan ke atas sangat melelahkan. Namun
sesampai di bawah, pemandangan air terjun seakan membilas rasa penat anda.
Jangan takut batuan di tempat ini tidak licin, karena airnya yang mengandung
kapur cukup tinggi (ciri khas air di Kupang) maka batu jadi terasa kesat.
Suasana yang rindang karena banyak pohon-pohon besar tumbuh di sekitar air
terjun. Ini masih ditambah dengan suitan-suitan burung yang sering terdengar
nyaring dari balik pepohonan. Anda bisa langsung memilih berendam di air.
Andapun bisa sekedar membentangkan tikar dan
bermalas-malasan menikmati sejuknya hawa serta deru suara air terjun. Sayangnya
sarana lain sangat minim di tempat ini. Tempat sampah yang harusnya tersedia
menjadi barang langka kalau tidak saya sebut tidak ada sama sekali sehingga tak
heran pengunjung membuang sampah semaunya. Toilet dan kamar ganti juga tidak
tersedia.
Tempat makan atau tempat bersantai juga minim.
Hanya ada 1 lopo namun itupun terletak di atas yang akan menyulitkan orang yang tidak ingin
repot-repot saat berwisata. Potensi ini seharusnya bisa mendorong pemerintah
untuk memberikan perhatian lebih pengembangan wisata di lokasi ini. Penataan
dan pemeliharaan tempat ini dengan melibatkan partisipasi masyarakat akan dapat
memberikan andil dalam menyumbang PAD Pemerintah Kabupaten Kupang, tentu saja
bila hal ini diseriusi. Semoga.