Mari kita menepi dan sedikit berefleksi diri
Di suatu tempat, yang seharusnya kau lengkapi
Tak apa, toh aku tak benar-benar sendiri
Aku sedang berbincang dengan beberapa lapis kenangan yang menolak pergi
Lampu jalan, angin malam, sekotak ketenangan
Disusul potongan-potongan senyum saat kutipan candamu melintas di ingatan
Benar, aku memang seorang pikun yang kadang sulit melupakan
Juga seorang kikuk yang terlalu pandai menjahit khayalan
Tulisan ini, mungkin tak berarti apa-apa
Selain racauan asal dari hati yang mencoba legawa
Atau gejolak dari noda-noda rindu yang tersisa?
Mungkin saja…
Aku cukup tau diri bahwa aku sudah tak kau butuhkan lagi saat ini...
Yang jelas kamu pasti tahu, aku sangat membutuhkanmu...
ahh...sudahlah...
lanjutkan semua peranmu dalam panggung sandiwara ini..
dalangi semua kalut ini hingga kau bertemu jemu..
semoga aku tak terlanjur berlalu...
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.