Mungkin seharusnya tak tidur di saat terasa lelah. Dalam mimpi aku tak
mampu berhenti memburumu. Kau yang lebih dulu memutar-balikkan arah
putaran roda. Tak ada yang berubah, aku cuma bisa merapikan asal-asalan
sisa-sisa kehadiranmu, lalu pupus. Di kolong tempat tidurku tutup botol
masih berdebat tentang siapa yang lebih berjasa menahan marah. Aku
berputar-putar di satu jalan, hingga jalan menjadi besar kepala,
menyangka dirinya segenap alam semesta, biar saja jalan senang, biar
terus bersorak-sorai menghantam telinga, tapi suaramu, seperti lenganmu,
seperti rambut dan kuku-kukumu adalah selubung paling bingung
mencengkeram tengkuk. Tak masalah juga, sudah seharusnya terjaga sampai
lelah sampai kalah menjelma galah mematahkan tempurung kaku lututku.
Harus jatuh baru berdiri, tegak dulu baru bisa pergi*
PS : kumpulan titik-titik ini adalah yg aku punya, mungkin akan kau lupakan atau untuk dikenang
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.