Sabtu, 19 Oktober 2013

Kapan Harus Bersyukur

“Bersyukur adalah cara terbaik agar merasa cukup, meskipun sesungguhnya ketika kita merasa berkekurangan.”

Raut mukanya berantakan seperti jalan berlubang di musim hujan. Poninya yang biasanya enak dilihat, kali ini terlihat awut-awutan seperti ijuk yang terlepas dari gagangnya. Tak ada senyum manis sedikitpun. Ya, sang teman baru saja selesai bergelut dari rutinitas pekerjaannya. Wajahnya jelas tidak menunjukkan happy. Aya naon, saya pun bertanya kepadanya. Tanpa ekspresi, ia bilang, seharian ini hanya mendapat dua klien yang approvalnya disetujui. Sehari-hari ia memang berkutat di bagian personal loan di satu bank swasta di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan. Makin banyak klien yang setuju, maka makin mendekati target penjualan yang dipatok perusahaan. Dan tentu saja, makin besar pula insentif yang bakal didapatnya.

Kalau mau dirunut, sebenarnya hasil sang teman tidaklah buruk. Bahkan seharian, ia pernah tidak mendapat klien sama sekali. Bahkan, ia juga pernah bercerita, boro-boro tak mendapat klien, malah ada dua klien yang sudah setuju jauh hari sebelumnya tahu-tahu membatalkannya. Kecakapannya merayu klien selama ini, membuat lima hingga enam klien bertekuk lutut setuju membuka personal loan dalam satu hari. Jadi, dua klien yang didapat hari itu, ugh, dirasakan sungguh mengguncang perasaannya. 

Tapi, bukankah keadaan dan kekecewaan seperti itu merupakan hal yang biasa? Iya juga sih. Menilik pemahaman setiap orang mengenai hasil yang didapat, pasti akan berbeda satu sama lain. Kadang, bila hasil yang didapat tak sesuai ekspektasi, sungguh menyayat hati. Bila konsep bersyukur terhadap hasil yang diraih dapat dipahami lebih mendalam, sang teman mungkin tetap akan terlihat tersenyum sumringah. Kok bisa begitu?

Apakah sang teman tidak bersyukur terhadap hasil yang didapatnya hari itu. Entahlah, kita tak bisa menuduh orang lain tak pandai bersyukur. Karena rasa syukur ada di dalam hati, seberapun besar-kecilnya, hanya ia sendiri yang tahu dan merasakannya.  Seandainya ketika bertemu, ia terlihat senyum dan mengatakan: ‘oh, syukur sekali, hari ini masih bisa menangkap dua klien,’ hari itu mungkin menjadi hari yang sangat menyenangkan bagi dirinya selepas pulang kerja.  Sayang, kejadiannya tidaklah begitu kenyataannya.

Konsep bersyukur sesungguhnya tak harus dimaknai bahwa seseorang telah mendapatkan apa yang telah didapatnya. Tetapi yang lebih mendalam, bagaimana bersyukur juga dirasakan ketika segala sesuatu belum atau tidak didapatkannya, bahkan lepas dari genggaman sama sekali. Ketika sang teman kehilangan dua klien dalam satu hari, ia sesungguhnya masih bisa bersyukur, bahwa ia tidak kehilangan tiga klien atau lebih. Jadi konsep bersyukur sejatinya adalah mensyukuri segala sesuatu yang telah didapatnya, tanpa melihat segi kualitas dan kuantitasnya.

Mensyukuri apa yang didapat itu hal biasa. Mensyukuri belum atau tidak mendapatkan sesuatu itu juga biasa, karena mungkin ia telah mendapatkan walau tidak sesuai keinginan atau bisa jadi karena memang belum waktunya mendapatkan apa yang diingini. Tetapi, bila mensyukuri telah kehilangan sesuatu, nah, itu baru luar biasa. 

Bersyukur selain sebagai sikap positif menghargai nikmat, bahkan musibah sekalipun, yang telah diterima, juga memiliki makna introspeksi diri jika hasil yang diharapkan tidak sesuai yang diinginkan. Jika hasil yang didapat belum memuaskan, kita bisa introspeksi agar bisa menjadi lebih baik lagi, seraya melihat dimana letak kekurangan dan kesalahan yang ada untuk segera diperbaiki. Bersyukur berarti menerima sepenuhnya apa yang telah menjadi rezeki kita tanpa harus menggugat apalagi mengeluhkan kekurangan. Bersyukur dapat pula berarti menerima semua hal yang didapat, baik keberhasilan ataupun kegagalan. Baik anugerah ataupun musibah. Karena tak semua keinginan dapat terwujud. Bersyukur bukan pula berarti menerima lalu pasrah. Melainkan berusaha untuk mewujudkan semua keinginan tersebut. Bila gagal, cobalah terus berusaha, semua terjadi karena waktu yang belum tepat. Bersyukur setiap saat, membuat hidup menjadi lebih rileks. Percayalah.

sumber : resonansi@yahoogroups.com

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.