Sstttt...kau
bicara dengan pembungkus permen sugus yg sudah kosong, selembar kemasan
plastik berwarna cerah, diam di atas meja, pasrah menunggu waktunya
dicampakkan ke tempat sampah. Kau tanyakan padanya bagaimana rasanya
ketika tangan manusia memisahkannya dengan sebongkah butiran manis yang biasanya dijaganya dengan setia.
Bungkus permen diam saja, tak mau berbagi rasa, sampai kau putus
asa, mengancam akan segera membuangnya. Bungkus permen tetap diam. Kau
dekatkan ke wajah, mungkin tak kau dengar jawabnya. Tercium sisa aroma
manis dan sejuk dari selembar kecil berbahan plastik. Seakan
berkata,”Tak ada yang sia-sia,” dalam semua bahasa. Kau teringat rasa
manis permen sugus, sudah sepenuhnya lumer, tertelan tak bersisa.
Bosan dengan kebisuannya, kau campakkan bungkus permen ke tempat
sampah. Tak lagi kau ajak bungkus permen sugus bicara, hanya kau
dekatkan ke wajah, kau hirup jejak aroma manisnya ketika permen sugus
dalam mulutmu telah habis tak bersisa. Kau hirup kuat-kuat, sebelum kau
campakkan ke tempat sampah.