Bagaimanapun malam pasti berganti pagi, gelap berubah terang. Pergantian hari dan lokasi membuat harapanku menyala, kalau dia bukan seorang manusia mungkin dia takut cahaya, kalau dia manusia dia akan lelah, berhenti berjalan menjauhiku hingga aku bisa lagi mendengar ucapannya.
Aku mulai mati rasa, atau putus asa, sewaktu dia tak juga datang pada pagi dan malam hari setelah menempuh perjalanan jauh meninggalkan tempat di mana aku mulai menyadari kehadirannya dan pertama kali memintanya untuk tidak meninggalkanku. Aku belum tiba di manapun yang jadi tujuanku. Dia bergeming berjalan menjauhiku. Dia pasti bukan manusia karena tak pernah lelah, terus berjalan dan berkata kata dengan bahasanya yang tak terjemahkan pendengaran dan nalarku, aku diam seribu bahasa, mungkin pasrah meskipun tak penat, dan tak lagi nikmat. Perjalanan aneh kali ini serasa tak akan berakhir sampai akhir jaman...
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.