Kekerasan Seksual pada anak
Istilah pacaran sungguh sangat tidak asing di masa sekarang ini. Bahkan anak usia SD pun sudah nampak sangat fasih bicara soal pacaran. Mungkin ini akibat maraknya lagu menyebutkan kata cinta, pacar, sayang, dan lain sebagainya
Surat Untuk Nona Rambut Tabongkar 2
Teruntuk beta pung Nona rambut tabongkar tersayang... Apa kabar, sayang? Entah ini hari yang ke berapa katong su sonde saling bertegur sapa. Ya. Bukan waktu yang lama memang, tapi su cukup untuk membuat beta merindukan senyum dan sapaan hangat dari nona.
Kamu pasti tau kenapa ini tercipta....
SEPI bukan berarti HILANG... DIAM bukan berarti LUPA... JAUH bukan berarti PUTUS... SENDIRI bukan berarti MATI... Yang pasti saat MATI, tentu SENDIRI....
Pada Suatu Hari....
Pasti akan ada satu hari. Di mana kamarku mendadak senyap. Tanpa celotehan dan suara nada dering ponsel, serta tak ada lagi suara dari putaran kipas angin laptop.
Belajar dari Lentera Alam Learning Community for Women and Children
Kemarin perempuan muda, cantik dan bersahaja itu berkata pada saya, "tak harus mengeluarkan banyak uang untuk bisa membahagiakan dan menyenangkan anak-anak
Sabtu, 23 November 2013
Kekerasan Seksual pada Anak
Jumat, 22 November 2013
Buku : Tidak Ada Negara Agama...
Dalam buku ini, beliau melanjutkan bukunya yg pertama, ia mengupas berbagai persoalan sensitif yang muncul akibat euforia reformasi dan otonomi daerah, seperti antara lain: keberadaan partai-partai berbasis agama (termasuk partai Kristen), terjunnya para pendeta ke dalam kancah politik praktis sebagai calon anggota legistlatif partai tertentu, dan perda-perda bernuansa syariat keagamaan.
Dengan gaya yang kritis dan tajam, ia menyoroti permasalahan itu sambil
berdialog secara kritis dengan para penulis Kitab Suci dan para pemikir masa lalu seperti Agustinus, Calvin, Luther, dan Karl Barth. Di samping kaya akan perspektif, buku ini juga mengundang warga gereja menjadi warga negara yg bertanggung jawab.
Anda berminat ???? segera dapatkan buku ini di toko buku Kristen di kota anda
Kamis, 21 November 2013
Berbicara dengan Hati, Bukan Jari....
-- Eric Schmidt, CEO Google
ADIL jengkel betul dengan istrinya. Sepanjang liburan akhir pekan keduanya sepakat memilih beristirahat di rumah. Lima hari bekerja membuat mereka ingin melemaskan otot-otot. Sekaligus tentu saja mempererat tali cinta diantara mereka berdua. Maklum, mereka belum lagi genap dua tahun menikah. Buah hati yang menjadi dambaan mereka tak kunjung datang. Mungkin Yang Di Atas belum memberikan mereka kepercayaan. Begitu keduanya menghibur diri.
Tapi akhir pekan yang seharusnya indah justeru berubah menyebalkan. Seharian Anita, sang istri, hanya berada di kamar. Mungkin saja letih. Dia ingin istirahat penuh. Namun yang membuatnya jengkel, Anita terus menggenggam gadget kesayangannya. Anita kadang tertawa sendiri. Sampai kadang dia tak ingin jauh dari colokan listriknya. Gadget kesayangannya itu sering kehilangan tenaga, sehingga terpaksa harus dicharge.
Adil geleng-geleng kepala. Namun Anita cuek bebek. Katanya, dia sedang asyik mengobrol dengan teman yang lama tak dijumpainya. Bertemu di jejaring sosial facebook, mereka kemudian bertukar nomor PIN. Lalu itulah yang terjadi, mereka mengobrol ngalor-ngidul sesuka hati. Adil pun memilih untuk keluar rumah dan mengobrol dengan tetangga.
Ponsel cerdas itu menjadi booming di dunia, termasuk Indonesia. Apalagi setelah beberapa tokoh dunia dan seleb memakainya juga. Kelebihan menggunakan gadget ini dibandingkan dengan ponsel biasa memang beragam, misalnya saja layanan push mail, menerima dan membalas email yang masuk pada saat itu juga. Atau mengambil foto dan mengirimkannya ke handai taulan di luar negeri dalam sekejap. Lalu ada pula fasilitas chatting, browsing, hingga fasilitas online berbagai situs jejaring sosial. Kedekatan seseorang di dunia maya seakan-akan tidak lagi terpisahkan oleh ruang dan waktu. Tak aneh bila kemudian muncul istilah, ‘mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat.’
Namun memakai gadget ini bukan tak ada kekurangannya sama sekali. Contohnya, ya itu, interaksi antara Adil dan Anita menjadi tak nyaman. Ketika seseorang berasyik masyuk dengan dirinya dan dunianya sendiri, serta tidak memperdulikan lingkungan sekitar, apalagi menjadikannya sebagai ketergantungan yang sangat, maka menurut anak zaman sekarang dikatakan terkena 'gejala autis'. Tapi bukankah merujuk peribahasa, ’man behind the gun’, bahwa baik-buruknya penggunaan teknologi tergantung si pemakainya? Betul. Bila pemakainya memakai dengan bijak, tentu tak masalah. Sebaliknya pun demikian.
Tapi nyatanya memang, menurut penelitian, ketergantungan akan gadget menyebabkan seseorang menjadi tak fokus. Bahkan para uskup senior di Liverpool, Inggris menantang umatnya untuk berpuasa teknologi selama 40 hari. Mereka mendorong masing-masing orang untuk memangkas penggunaan karbon dengan tidak memakai sejumlah gadget. Tingkat ketergantungan pemakai gadget memang sungguh luar biasa. Hingga muncul istilah, ’it is heaven for business owners, but hell for employees’.
Gadget dibuat dengan tujuan membantu si pemakainya. Untuk menjadikan urusan berjalan dengan efektif dan efisien. Ambil satu contoh, misalnya saja ketika diadakan rapat penting. Saat dalam rapat membutuhkan komunikasi rahasia di antara peserta rapat, tentu saja cara yang cerdas dengan menggunakan gadget yang tersedia.
Tetapi pada kenyataannya, yang kerap kita jumpai, teknologi yang awalnya dirancang untuk membantu kehidupan manusia, malah justeru membuat kita semakin menjauh satu dengan lainnya. Menjauh dari orang-orang yang kita kasihi, dan menjauh pula dari Tuhan yang sesungguhnya dekat dengan kita.
Dengarlah apa yang dikatakan Eric Schmidt, CEO Google, dalam pidatonya di University of Pennsylvania, Amerika Serikat, pada 18 Mei 2009 lalu dihadapan enam ribu wisudawan. Schmidt berujar, “Matikan komputermu. Matikan juga ponselmu. Dan perhatikan manusia di sekelilingmu.” Schmidt mengatakan demikian setelah melihat banyaknya kaum muda yang hanya terpaku pada dunia virtual di internet. Seakan tak peduli untuk berelasi dengan orang lain.
Itulah yang dirasakan Adil sekarang. Ia merasa jauh sekali dari istrinya. Adil sesungguhnya tak menuntut lebih dari Anita. Adil hanya ingin Anita menghentikan sekali saja pada saat mereka berada di rumah. Apalagi disaat-saat mereka sedang berdua atau liburan. Baginya komunikasi yang baik bukan lagi semata dengan jari-jari, walau teknologi sudah maju. Berbicara dengan tatap muka, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh tentu lebih memanusiakan diri.
Kita seharusnya memang dapat berhenti sejenak dari kegaduhan dunia virtual dan kembali pada ‘habitatnya’ sebagai makhluk sosial.
*) Sonny Wibisono, penulis buku 'Message of Monday', PT Elex Media Komputindo, 2009
Lima Film Baru yang Diangkat dari Novel Remaja
Tahun ini, penonton telah disuguhi dengan “Beautiful Creatures” dan “The Mortal Instruments: City of Bones” yang sama-sama kandas di pasaran. Meski kerap gagal, film-film adaptasi dari novel remaja tak berhenti diproduksi. Tren pembuatan film dari novel remaja mungkin nantinya perlahan mati, namun sampai tahun depan Hollywood masih akan mencoba memasarkan film-film sejenis. Beberapa bisa saja berhasil menjaring penggemar baru, sisanya mungkin akan langsung dilupakan orang.
Apa saja film-film berisiko ini? Berikut adalah lima film adaptasi novel remaja yang akan segera dirilis:
1. Ender’s Game
Dirilis tahun 1985, “Ender’s Game” adalah novel remaja paling tua dalam daftar ini. Cerita fiksi ilmiah karangan Orson Scott Card ini sudah lama menarik minat berbagai studio film, tapi baru sekarang kisah hidup Ender Wiggin akhirnya dapat muncul di layar lebar. Gavin Hood yang merupakan penggemar bukunya terlibat sebagai penulis naskah dan sutradara. Keterlibatan Hood dalam film ini sudah cukup lama, karena ia sudah menulis konsep awal naskah “Ender’s Game” empat tahun yang lalu.
ender's game |
Meski bukunya punya banyak penggemar dan filmnya sudah lama dinanti, proyek “Ender’s Game” cukup terganggu ketika beberapa waktu lalu diboikot oleh Geeks Out. Posisi Card yang dikenal cukup frontal menentang kaum Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender (LGBT) membuat dirinya kehilangan simpati dari banyak penggemar film fiksi ilmiah yang tidak sependapat dengan opininya. Lionsgate Entertainment sendiri secara diplomatis menjaga jarak dengan Card serta meyakinkan bahwa pandangan sang novelis sama sekali tidak berpengaruh pada pengembangan filmnya.
Sinopsis: Di masa depan, ras alien berbahaya yang disebut Formics telah menyerang Bumi. Bila bukan karena kehadiran pahlawan legendaris dari International Fleet Commander bernama Mazer Rackham (Ben Kingsley), Bumi pasti telah hancur. Sebelum serangan besar lainnya menyusul, Kolonel Hyrum Graff (Harrison Ford) pun mencari anak-anak muda berbakat untuk dijadikan penerus dari Rackham. Ender Wiggin (Asa Butterfield), seorang anak laki-laki pemalu dengan otak brilian, terpilih untuk masuk dalam pelatihan ini. Kemampuan Ender yang menonjol di sekolah ini pun dianggap sebagai harapan besar dari pihak militer. Di bawah ajaran dari Mazer Rackham sendiri, Ender pun mencoba untuk menjadi pemimpin dari pasukan penyelamat Bumi.
Sutradara: Gavin Hood
Pemeran: Asa Butterfield (Ender Wiggin), Hailee Steinfeld (Petra Arkanian), Abigail Breslin (Valentine Wiggin), Harrison Ford (Colonel Hyrum Graff), Ben Kingsley (Mazer Rackham), Viola Davis (Major Gwen Anderson)
Tanggal Rilis: 1 November 2013 (Amerika Serikat)
2. Seventh Son
Seperti beberapa film dalam daftar ini, “Seventh Son” yang diadaptasi dari “The Spook’s Apprentice” karya Joseph Delaney tadinya akan dirilis di bulan Februari. Tetapi, perpisahan antara Legendary Pictures dan Warner Bros. membuat hak distribusi film ini berpindah ke Universal Pictures. Sungguh disayangkan, karena “Seventh Son” akhirnya digeser rilisnya menjadi Januari, bulan dimana banyak film gagal untuk mencetak pendapatan besar. Film terakhir Jeff Bridges sendiri, “R.I.P.D.”, baru saja rugi besar. Kalau “Seventh Son” juga nantinya bernasib sama, Universal pasti akan sangat kesal karena kedua film ini dirilis di bawah distribusi mereka.
Seventh Son |
Sinopsis: Master Gregory (Jeff Bridges) adalah seorang ksatria yang telah memenjarakan penyihir jahat dengan kekuatan besar bernama Mother Malkin (Julianne Moore). Setelah terkurung selama ratusan tahun, Mother Malkin akhirnya meloloskan diri dan kini berniat untuk balas dendam. Dengan waktu yang sangat terbatas, Master Gregory pun bergegas mencari seorang murid baru. Pilihannya jatuh pada Tom Ward (Ben Barnes), putra ketujuh dari seorang ayah yang juga merupakan anak ketujuh. Tapi, bila Gregory biasanya punya waktu tahunan untuk melatih muridnya, kali ini ia harus melatih Tom hanya dalam hitungan hari demi menghadapi teror Madam Malkin.
Sutradara: Sergey Bodrov
Pemeran: Ben Barnes (Tom Ward), Jeff Bridges (Master Gregory), Julianne Moore (Mother Malkin), Alicia Vikander (Alice), Kit Harington, Olivia Williams
Tanggal Rilis: 17 Januari 2014 (Amerika Serikat)
3. Vampire Academy
Sutradara film “Mean Girls” (2004), Mark Waters, mencoba untuk membawa elemen-elemen yang menjadikan film tersebut sukses ke dalam “Vampire Academy”. Waters mencoba untuk meyakinkan bahwa filmnya akan berbeda dengan hasil adaptasi novel remaja pada umumnya yang kelewat serius. Ia menjelaskan bahwa film yang disutradarainya ini punya muatan humor dan lebih ringan. Tapi jujur saja, trailer “Vampire Academy” sama sekali tidak terlihat menjanjikan. Bila nanti hasil filmnya seburuk materi promosinya, sepertinya akan ada banyak penggemar seri buku karangan Richelle Mead yang menangis darah.
Vampire Academy |
Sutradara: Mark Waters
Pemeran: Zoey Deutch (Rose Hathaway), Sarah Hyland (Natalie Dashkov), Danila Kozlovsky (Dimitri Belikov), Lucy Fry (Lissa Dragomir), Joely Richardson (Queen Tatiana), Gabriel Byrne (Victor Dashkov)
Tanggal Rilis: 14 Februari 2014 (Amerika Serikat)
4. The Maze Runner
Dengan menampilkan sekumpulan remaja yang mencoba untuk bertahan hidup di tengah tempat tertutup yang berbahaya, mau tak mau “The Maze Runner” pasti akan dibandingkan dengan “The Hunger Games”. Tetapi, bila “The Hunger Games” punya Katniss Everdeen dan plot percintaan yang lumayan menonjol, “The Maze Runner” yang ditulis oleh James Dashner punya tokoh utama remaja pria amnesia yang lebih banyak bergelut dengan misteri daripada romansa. Variasi perspektif sangat penting supaya adaptasi novel remaja tidak terlihat sama satu dengan yang lain. Lagipula, novel remaja tak semuanya bercerita mengenai seorang gadis remaja kuat yang mencoba untuk mengguncangkan sistem atau menyelamatkan dunia, ‘kan?
The Maze Runner |
Sinopsis: Thomas (Dylan O’Brien) terbangun dalam sebuah lift tanpa ingatan apapun kecuali namanya sendiri. Ia pun masuk ke dalam sebuah tempat yang dinamakan The Glade, dimana 60 remaja putra harus belajar hidup bersama di sebuah lingkungan berbahaya yang dikepung oleh sebuah labirin. Meski telah berada di sana selama beberapa tahun, belum ada yang pernah lolos keluar labirin ini. Tiap 30 hari, seorang remaja baru pun tiba di tempat ini melalui lift yang sama. Suatu hari, penghuni baru The Glade datang. Namun, tidak seperti biasanya, orang baru yang datang adalah seorang gadis koma yang membawa sebuah catatan aneh. Setelahnya, segala sesuatu pun mulai berubah.
Sutradara: Wes Ball
Pemeran: Dylan O'Brien (Thomas), Will Poulter (Gally), Kaya Scodelario (Teresa), Thomas Brodie-Sangster (Newt), Patricia Clarkson (Ava Paige), Aml Ameen (Alby)
Tanggal Rilis: 14 Februari 2014 (Amerika Serikat)
5. Divergent
Dibandingkan beberapa film lain di daftar ini, “Divergent” termasuk salah satu yang dijagokan untuk mencetak kesuksesan. Pertama, seri novel karya Veronica Roth ini punya banyak penggemar. Kedua, Shailene Woodley sebagai pemeran utama punya rekam jejak akting yang mengesankan melalui “The Descendants” (2012) serta “The Spectacular Now” (2013). Plus, Kate Winslet juga turut bergabung sebagai pemeran antagonis. Sang sutradara, Neil Burger, memang belum teruji untuk membuat film dengan banyak adegan aksi. Namun, melalui “Limitless” (2011) dan “The Illusionist” (2006), Burger telah membuktikan bahwa dengan materi yang menarik, ia dapat membuat sebuah film yang menghibur.
Divergent |
Sutradara: Neil Burger
Pemeran: Shailene Woodley (Beatrice 'Tris' Prior), Kate Winslet (Jeanine Matthews), Miles Teller (Peter), Theo James (Four), Ashley Judd (Natalie Prior), Ray Stevenson (Marcus Eaton)
Tanggal Rilis: 21 Maret 2014 (Amerika Serikat)
Sumber : Yahoo
Rabu, 20 November 2013
Surat Untuk Nona Rambut Tabongkar 2
Apa kabar, sayang? Entah ini hari yang ke berapa katong su sonde saling bertegur sapa. Ya. Bukan waktu yang lama memang, tapi su cukup untuk membuat beta merindukan senyum dan sapaan hangat dari nona. Termasuk obrolan-obrolan seru katong yang sonde kenal waktu. Yang akhirnya meninggalkan salah satu dari katong tergeletak deng pulasnya di atas koi. Su dikalahkan kantuk, tapi masih tetap sonde mau tidor. Hihihi…
Omong-omong, nona ada bae-bae ko? Seperti nona yang sonde bisa melihat beta terpuruk, beta ju sonde akan tahan kalo lihat nona tersakiti, oleh apapun dan oleh siapapun. Meskipun mungkin beta sonde bisa memberi kata-kata penyemangat seperti yang biasa nona berikan kalo beta lagi ada masalah dan beta cuma bisa menemani nona dalam diam dan lewat doa. Tapi beta selalu siap mendengarkan kapanpun nona butuh seseorang untuk berbagi cerita, juga seseorang untuk berbagi pelukan.
Lewat surat ini, beta ju mau ucapkan rasa terima kasih dan bersyukurnya beta bisa kenal seseorang seperti nona. Seseorang yang sudah beta anggap seperti malaikat penjaga. Yang sonde pernah membiarkan beta jatuh sendirian, yang selalu membangkitkan beta lagi dari keterpurukan-keterpurukan beta, dan masih banyak lagi yang tak bakal bisa habis beta tulis semuanya di sini. Banyak sekali pelajaran yang bisa beta ambil dari cerita-cerita hidupmu itu, Nona. Dan itu juga yang membentuk beta menjadi pribadi yang lebih baik. Pribadi yang lebih berani menjalani kehidupannya (yang sonde biasa) sebagai seorang laki-laki.
Satu pesan beta, jaga kesehatan. Kembalilah ke pola tidur yang normal, makan yang teratur ju. Jang terlalu banyak menghabiskan waktu di depan BB mungil kesayangan itu. Don’t get too exhausted… I don’t want you to get sick, especially when I’m not around.
Selaksa peluk, cium dan kerinduan dari laki-laki yang sonde mau kehilangan nona….
Nyong Timor
Selasa, 19 November 2013
Celoteh Sebongkah Batu...
juga menebal lumut di permukaannya.
Dan mungkin, ada pula masa ketika ia ingin merebah sejenak.
Melepaskan pijakan dan tengggelam begitu saja bersama ombak.
Siapa gerangan yang peduli akan batu karang.
Meskipun turut memuji keelokannya, kadang-kadang.
Saat langit tak cerah dan hujan tercurah, apa mungkin ada yang datang?
Cari musibah, mereka bilang.
Bila tiba pula masa, ketika batu karang enggan berdiri lebih lama.
Adakah kamu akan mencarinya?
Sudahlah, jangan berpura-pura.
Kamu pasti akan lupa….
Rabu, 13 November 2013
Close to you...
Entah sejak kapan lagu ini masuk dalam daftar playlistku yang pasti sudah lama dan sudah jarang lagu ini diputar. Pertama kali mendengar lagu ini aku langsung jatuh cinta pada lagu ini, selain karena liriknya yang asoy....suara dan musik jazz dan swing dari grup band ini keren sangat :) tidak percaya??? buktikan saja sendiri...nih videonya
Barusan iseng aku coba cari di google, barangkali saja ada versi lain dari lagu ini....eh ternyata benar, ada versi yang dinyanyikan oleh penyanyi singapura, corrine may, yang tak kalah bagusnya, dan bahkan menurutku jazzy dan swing lebih empuk dari penyanyi aslinya..i love ths version...hehehehe....lagu ini tiba-tiba mengingatkanku pada seseorang yang sempat sepintas hadir dalam hidupku...sepintas namun sangat berarti....mellow ahhh....:'(
Ini liriknya...
Every time you are near?
Just like me, they long to be
Close to you.
Why do stars fall down from the sky
Every time you walk by?
Just like me, they long to be
Close to you.
* On the day that you were born
The angels got together
And decided to create a dream come true
So they sprinkled moon dust in your hair of gold
And starlight in your eyes of blue.
+ That is why all the girls in town
Follow you all around.
Just like me, they long to be
Close to you.
Sederhana dan Bodoh....
Selasa, 12 November 2013
Sweetie....
Senin, 11 November 2013
Gerobak sampah...
Minggu, 10 November 2013
Korek api ....
IN TIME : Waktu adalah Nyawa...
sumber : google |
Di masa depan nanti, uang sudah bukan lagi sesuatu yang berharga. Waktu telah menggantikan posisi uang. Orang rela mati demi waktu karena tanpa waktu mereka sudah tak ada artinya lagi. Karena waktu pula Will Salas (Justin Timberlake) jadi buronan. Ia dituduh telah mencuri waktu.
Saat itu umur semua orang berhenti pada saat mereka mencapai usia 25 tahun. Setelah itu, pada tangan mereka akan dipasang jam yang akan menentukan kapan mereka akan mati. Mereka yang kaya mampu membeli perpanjangan umur sementara mereka yang miskin harus berjuang keras untuk mendapatkan perpanjangan waktu.
Will Salas bukanlah orang kaya dan karena itu pula ia langsung menjadi tertuduh saat tiba-tiba Will mendapat warisan umur dari salah satu orang terkaya di sana. Yang jadi masalah, ada petugas korup di dalam badan penegak hukum yang dikenal dengan sebutan Timekeeper. Tak ada pilihan lain buat Will Salas selain berusaha meloloskan diri dari Timekeeper.
Dari sekian banyak film bertema masa depan, IN TIME bisa jadi cukup segar walaupun konon film ini sempat tersandung masalah legalitas. Kabarnya naskah film ini terlalu mirip dengan sebuah cerita pendek yang sempat dipublikasikan sebelumnya. Terlepas dari masalah itu, IN TIME tetap cukup menarik untuk ditonton walaupun di sana-sini masih ada beberapa kejanggalan.
Masalah terbesar yang dihadapi film bertema fiksi ilmiah adalah 'rasa percaya'. Yang di sajikan di sini jelas bukan sesuatu yang nyata tapi paling tidak harus ada dasar logika yang membuat penonton tak merasa 'dibohongi'. Secara garis besar IN TIME sudah cukup memenuhi syarat untuk dibilang 'logis' walaupun kalau diperhatikan dengan seksama, masih ada beberapa kejanggalan yang seharusnya sudah dipikirkan sejak awal.
Dari sisi akting, Ada dua potensi yang sepertinya tersia-siakan. Kita sempat dimanjakan dengan akting memukau Justin Timberlake di THE SOCIAL NETWORK sementara peran Cillian Murphy sebagai Robert Fischer di film INCEPTION juga tak bisa dipandang sebelah mata. Sayang rasanya kalau mereka berdua mendapat peran yang sebenarnya 'kurang menuntut' seperti dalam film ini
Jumat, 08 November 2013
Semerah bara di jantungku....
Oscar 2014 Umumkan Daftar 19 Kandidat Film Animasi Terbaik
Kamis, 07 November 2013
Tentu...
Kami pernah bersama. Benar-benar bersama. Setiap hari yang kami lakukan hanya berbagi cerita, saling bertanya kabar satu sama lainnya. Saling merindukan, saling mendoakan. Kami pasangan yang serasi. Kata dia begitu. Entah kenapa aku kurang setuju. Kami bukan pasangan, tapi sudah menjadi satu bagian dari kebersamaan itu sendiri. Jadi, aku anggap bahwa ketika dia tak bersamaku berarti dia tak lengkap. Begitu juga sebaliknya. Tanpa aku, dia tak sempurna.
Korupsi Bukan Cobaan ....
kami dengan doa."
Saya tidak begitu yakin, tindak pidana korupsi adalah cobaan dari
Tuhan. Kecuali kalau seseorang berbaik jujur, dipidana karena tindak
korupsi, padahal sebenarnya tidak melakukan korupsi. Nah, itu bisa
digolongkan sebagai cobaan. Artinya, tidak melakukan kesalahan apa-
apa, tapi terkena bencana.
Seperti kalau kita parkir baik-baik di tempat parkir, tahu-tahu
sewaktu hujan turun, pohon tumbang menimpa mobil kita. Itu bisa
masuk kategori cobaan. Di sini tidak ada hubungan langsung sebab
akibat antara parkir yang aman dengan pohon yang tumbang. Dalam
kehidupan keseharian, hal semacam itu bisa terjadi. Kita hidup
dengan baik dan benar dan menjaga kesehatan, tahu-tahu divonis
terkena kanker.
Korupsi yang sering disamakan dengan penyakit kanker - perumpamaan
ini hanya benar dalam hal keganasan - sebenarnya termasuk godaan.
Artinya, si pelaku tergoda memasuki wilayah buruk, padahal
sebenarnya bisa menghindar, dan menerima risiko karena terbongkar.
Ada hubungan sebab-akibat secara langsung. Godaan yang sama, dalam
kaitan sebab-akibat langsung adalah berjudi, selingkuh, ngebut.
Pelaku sudah tahu akibat dari main judi, main perempuan, bisa juga
main lelaki, atau main-main dengan kendaraan berkecepatan tinggi.
Pelaku tetap melakukan, apa pun alasannya, bisa dibikin-bikin, bisa
karena yakin. Kalau kemudian berakhir tidak menyenangkan: kalah
berjudi, selingkuh ketahuan, atau terjadi tabrakan, itu merupakan
konsekuensi logis.
Kadang kita tercengang, atau berang, sedikitnya kurang senang,
ketika seseorang yang kita kenal dengan baik dan terkesan baik dan
benar, ternyata tak bisa menahan godaan. Rasanya, ada yang terluka
dengan rasa percaya, sebagaimana menemukan ulat di buah yang sedang
dikunyah, atau ada kecoa berjalan di mulut kita. Kesadaran batin
kita terguncang, ada suatu gambaran indah yang terbuang, atau bahkan
hilang.
Melihat kenyataan seperti ini, saya hanya bisa menasihati diri.
Untuk tidak melakukan korupsi secara sadar, dan juga membentengi
diri tidak membiarkan diri masuk dalam godaan kolektif secara tidak
langsung tindakan koruptif. Godaan kolektif sering sangat efektif.
Berjudi, selingkuh, atau ngebut menjadi atraktif kalau dilakukan
bersama.
Makanya, berusahalah menahan diri. Sebisanya. Semampunya.
Barangkali menasihati diri harus sering saya ulang, agar selalu ada
dalam memori. Soalnya, kadang kita berhubungan dengan rasa keadilan,
dan terasa timpang. Misalnya, kehidupan para koruptor yang berada
dalam penjara.
Pengalaman membuktikan bahkan dalam penjara sekalipun, para koruptor
atau penyelundup, pemalsu kartu kredit, bandar judi selalu
memperoleh kamar yang lebih mewah dan perlakuan yang wah. Karena
banyak harta yang tersisa.
Barangkali, kalau saya boleh memberi nasihat untuk koruptor: cobalah
sekarang ini seterbuka mungkin. Mengakui, menjelaskan, menelanjangi
diri dengan menceritakan secara detail godaan yang meyebabkan
terjerembab ke dalam korupsi. Bagaimana caranya, metodenya, siapa
saja teman-temannya, berapa yang berhasil diambil. Terutama juga,
berapa yang bakal dikembalikan.
Dengan begini, ia sedikit banyak menebus dosa dan memberi
kemungkinan berkurangnya hal yang sama yang bisa terjadi pada orang
lain. Para penyelidik pun lebih cerdik menghadapi siasat serta liku-
liku tindak korupsi.
Ada saat kita terpeleset karena kebegoan kita, tapi juga selalu ada
kesempatan untuk bangkit kembali, juga dijadikan pelajaran bagi
orang lain. *
Sumber: Korupsi Bukan Cobaan .... oleh Arswendo Atmowiloto,
budayawan, di Jakarta
Korupsi, Besar Kecil Sama Saja
-- Edward Coke, juri di pengadilan di Inggris, 1552 - 1634
Di dalam sebuah gerbong kereta listrik berpendingin udara, seorang wanita tua berkicau sendiri. Saat petugas datang dan memintanya karcis, tiba-tiba dia menangis. Sambil tersedu sedan, ia memohon untuk tidak diturunkan. Sekalipun di stasiun terdekat. Si petugas tak kuasa memaksa dan memanggil atasannya.
Si atasan itu pun datang. Usianya mungkin seumuran dengan cucu wanita tua itu. Dengan permintaan yang sama, dia meminta agar si nenek segera turun di stasiun berikutnya. Seorang penumpang yang sedari tadi memperhatikan adegan itu akhirnya buka suara.
Dia sekadar bertanya, kenapa dengan ibu itu. Biarlah dia turun di stasiun sesuai tujuannya. Si atasan itu pun membisiki. “Badannya bau banget. Kasihan penumpang lain.” Nenek itu tak jadi diturunkan. Dan, benar saja, sejenak kemudian mulai tercium aroma bau yang tidak enak. Bau itu berasal dari luka yang mengering di kakinya.
Sementara itu, di sebuah pemakaman umum di Jakarta. Sehabis mengantar ke pemakaman seorang keluarga, seorang lelaki setengah baya mengerang menahan sakit. Kakinya terperosok pada lubang. Apes nian. Tulang keringnya berdarah. Luka menganga. Dia meringis. Namun tak sedikit pun terdengar umpatan pada jalan rusak yang membuatnya terjatuh dan terluka.
Si nenek tua tak memiliki uang untuk berobat menyembuhkan luka di kakinya. Karena biaya kesehatan dirasakan mahal di negeri ini. Si bapak tua, boleh jadi tidak hati-hati saat berjalan. Namun, bila keadaan jalan itu tidak gompal, tentu dia takkan terjatuh dan terluka. Pedestrian yang nyaman di negeri ini mungkin hanya menjadi dongeng.
Namun tiba-tiba di surat kabar dan layar televisi, tersiar kabar mengejutkan. Pria muda, baru saja berusia 30 tahun, sudah sedemikian kaya. Uangnya ditabungan hingga 28 miliar rupiah. Rumahnya di perumahan elit. Mobilnya gonta-ganti. Hanya saja, semua itu didapatkan dengan cara yang tidak logis. Seseorang mengirimkan uang itu ke rekeningnya sebagai bagian dari permainan suap dalam penggelapan pajak.
Sambil mata terus melihat televisi, tiba-tiba entah dari manakah tercium kembali bau busuk di dalam gerbong kereta yang padat penumpang. Mendadak juga terbayang kembali wajah bapak yang meringis menahan sakit akibat luka di kakinya.
Ironis, sungguh. Uang sebesar 28 miliar rupiah bisa jatuh dan dinikmati oleh seseorang yang memiliki kesempatan untuk berbuat curang ketimbang dua manusia di negeri ini yang jauh lebih membutuhkan. Uang itu semestinya masuk ke kas negara untuk kemudian disalurkan ke berbagai proyek pembangunan untuk kepentingan rakyat banyak.
Penyalahgunaan wewenang telah banyak membuat orang di negeri ini menderita. Anak-anak yang menderita gizi buruk, perut mereka membuncit, mata yang terbuka lebar, seolah menjadi pemandangan yang biasa. Atau sekolah yang tiba-tiba ambruk saat para siswa sedang belajar. Jalanan rusak dan berlubang sebelum waktunya. Dan entah contoh apa lagi, yang bisa dijejer disini tak ada habisnya.
Penyelewengan, merupakan bentuk korupsi. Salah satunya dengan memberi dan menerima komisi dari sebuah proyek, itu pula yang membuat ekonomi tinggi sehingga harga-harga naik dan tak bisa terbeli oleh mereka yang kekurangan. Padahal semua itu adalah hak mereka.
Walau suapnya cuma secuil, dosanya tetap segunung, tegas Edward Coke, seorang juri asal Inggris di abad 17. Entah kecil, entah besar, tetap saja korupsi. Dan dampaknya dahsyat. Indonesia yang bersih tentulah harapan kita semua. Ya, daripada mengutuk kegelapan, lebih baik menyalakan lilin. Dan itu bisa dimulai dari Anda, untuk tetap berbuat jujur dan tidak berlaku curang.
Sonny Wibisono
oh...oh...Timor...
tp ada cendana dan gaharu yg mengharumkannya
dulu tanah Timor, walau gersang
tp ada ribuan ternak sapi, kerbau dan domba yg diekspornya.....
dulu tanah Timor, walau yg terihat hanya batu karang
tp ada "kangkung oeba" yg terkenal nikmatnya dan ada apel so'e yg ranum
dulu di tanah Timor, walau banyak penghuninya yg tak beragama dan buta huruf
tp mereka lebih bisa "menghargai dan melindungi" hutan dan batu sebagai ciptaan Yang Kuasa
tp sekarang.....lihatlah apa yg terjadi.....oh...oh...Timor...oh..oh Timor.....
kini tak ada lagi wangi cendana dan gaharu,
yg tersisa hanya bau comberan milik mereka yg kenyang setelah menjual cendana dan gaharu
kini ternak harus di impor dari luar.....
kini kangkung oeba yg lezat tinggal nama dan apel yg ranum tinggal cerita
kini hutan digunduli dan batu di jual...oleh mereka yg mengaku beragama dan berpendidikanoh...oh...Timor...oh..oh..Timor.....
Rabu, 06 November 2013
Kamu masih disitu?
Sabtu, 02 November 2013
The Last Note .....
Menjauh....
Jumat, 01 November 2013
Just call my name and i'll be there....